Mohon tunggu...
Iden Wildensyahâ„¢
Iden Wildensyahâ„¢ Mohon Tunggu... Administrasi - Senang jalan-jalan, menulis lingkungan, dan sesekali menulis ide yang muncul tentang pendidikan kreatif. Temui saya juga di http://www.iden.web.id

Senang jalan-jalan, menulis lingkungan, dan sesekali menulis ide yang muncul tentang pendidikan kreatif. Temui saya juga di http://www.iden.web.id

Selanjutnya

Tutup

Nature Artikel Utama

No Plastic Please!

2 Juli 2011   00:46 Diperbarui: 26 Juni 2015   04:00 3075
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_120057" align="aligncenter" width="486" caption="Burung dengan sampah plastik ditubuhnya (rianrenjo.blogspot.com)"][/caption] Plastik itu sangat sukar terurai, dibutuhkan waktu 1000 tahun agar plastik dapat terurai oleh tanah secara terdekomposisi atau terurai dengan sempurna. Ini adalah sebuah waktu yang sangat lama. Saat terurai, partikel-partikel plastik akan mencemari tanah dan air tanah. Ada baiknya mulai sekarang untuk mengurangi penggunaan kantung plastik. Jika kita ingin menjadikan lingkungan sekitar kita lebih bersahabat maka perilaku kitalah yang perlu diubah. Biar gaya sedikit judulnya pake bahasa Inggris, intinya sih cuma katakan tidak untuk plastik. Ternyata, ada hari tanpa plastik yang dalam postingan Maria Hardayanto dituliskan bahwa Hari Bebas Kantung Plastik Sedunia tahun ini akan dilaksanakan pada tanggal 3 Juli 2011. Tahun ketiga setelah di tahun perdananya 12 September 2009diikuti lebih dari 100 kota di Inggris yang berpartisipasi. Kemudian pada tanggal 3 Juli 2010 dilaksanakan oleh hampir seluruh negara di dunia seperti Spanyol, Dubai, India, Filipina, Tanzania , Afrika Selatan dan tentu saja : Indonesia. Hari bebas kendaraan sudah, sekarang hari bebas kantung plastik. Pastinya menarik. Maksudnya, sehari itu tidak boleh menggunakan plastik apapun. Ah masa? sebentar saya lihat tas ransel sehari-hari. Hmmm ga ada plastik, syukurlah. Oke, plastik itu ternyata memiliki dampak yang signifikan terhadap lingkungan. Plastik adalah salah satu bahan yang dapat kita temui di hampir setiap barang. Mulai dari botol minum, TV, kulkas, pipa pralon, plastik laminating, gigi palsu, compact disk (CD), kutex (pembersih kuku), mobil, mesin, alat-alat militer hingga pestisida. Oleh karena itu kita bisa hampir dipastikan pernah menggunakan dan memiliki barang-barang yang mengandung Bisphenol-A. Salah satu barang yang memakai plastik dan mengandung Bisphenol A adalah industri makanan dan minuman sebagai tempat penyimpan makanan, plastik penutup makanan, botol air mineral, dan botol bayi walaupun sekarang sudah ada botol bayi dan penyimpan makanan yang tidak mengandung Bisphenol A sehingga aman untuk dipakai makan. Satu tes membuktikan 95% orang pernah memakai barang mengandung Bisphenol-A. Plastik itu sangat sukar terurai, dibutuhkan waktu 1000 tahun agar plastik dapat terurai oleh tanah secara terdekomposisi atau terurai dengan sempurna. Ini adalah sebuah waktu yang sangat lama. Saat terurai, partikel-partikel plastik akan mencemari tanah dan air tanah. Jika dibakar, sampah plastik akan menghasilkan asap beracun yang berbahaya bagi kesehatan yaitu jika proses pembakaranya tidak sempurna, plastik akan mengurai di udara sebagai dioksin. Senyawa ini sangat berbahaya bila terhirup manusia. Dampaknya antara lain memicu penyakit kanker, hepatitis, pembengkakan hati, gangguan sistem saraf dan memicu depresi. Di laut, kita coba lihat faktanya sekitar 250 miliar serpihan plastik berukuran kecil mengapung di Laut Mediterania dan bisa berdampak pada proses rantai makanan di kawasan itu. Jumlah itu didapat para peneliti dari Prancis dan Belgia yang meneliti contoh air yang diambil Juli tahun lalu di lepas pantai Prancis, Italia utara dan Spanyol pada kedalaman 10 hingga 15 sentimeter. berat rata-rata serpihan kecil itu sekitar 1,8 miligram. Jika ditotal maka seluruh sampah di kawasan itu bisa mencapai 500 ton. Pada 2011 para peneliti akan memperluas penelitian hingga lepas pantai Gibraltar, Maroko, Aljazair, Tunisia, Sardinia dan Italia selatan.

Plastik ukuran kecil itu bisa sangat berbahaya. Ikan kecil mengira plastik itu plankton dan memakannya. Ikan ini kemudian dimangsa oleh predator yang lebih besar. Kondisi ini juga bisa berdampak pada hewan laut lainnya seperti anjing laut dan penyu.

Matinya penyu, mamalia laut dan burung-burung laut juga ditemukan sebagai akibat menelan material-material plastik. Jumlah partikel plastik yang meningkat dan sebarannya yang meluas di lautan telah banyak mengundang perhatian dunia, dan meskipun sifatnya lambat tapi jika material ini ditelan oleh organisme laut dapat berdampak pada berkurangnya kadar nutrisi dari makanan yang dikonsumsi oleh organisme laut. Hal ini dapat mengakibatkan pertumbuhan hewan menjadi terhambat dan bahkan dapat menyebabkan kematian organisme laut. Selain itu, bahan-bahan beracun yang terdapat pada plastik dapat sampah plastik dapat menyebabkan kematian atau gangguan reproduksi pada ikan, kerang dan organisme laut lain yang berada pada habitat (lingkungan) tersebut [caption id="attachment_120059" align="alignright" width="300" caption="sampah di laut (kompas.com)"]

13095368162019140328
13095368162019140328
[/caption] Dampak lain yang sangat merugikan dari sampah-sampah plastik yang berada di laut ialah pada kegiatan perkapalan. Sampah plastik tersebut dapat tersangkut atau terlilit pada baling-baling kapal laut dengan demikian dapat membahayakan tangkai kemudi. Selain itu, sampah-sampah plastik yang tersangkut dapat pula menyebabkan proses pengambilan air laut ke kapal (watersea-intake) dan evaporator kapal menjadi terhambat. Hal-hal tersebut tentu saja berdampak pada beralihnya dana untuk perbaikan kapal, waktu produktif yang berkurang dan akibatnya mengurangi pendapatan nelayan, dsb. Pada survei yang dilakukan oleh Environmental Protection Agency (EPA) tahun 1992 di Seattle, Amerika Serikat contohnya, hampir 2/3 responden pernah mengalami masalah seperti di atas pada kapal mereka. Menurut pengamat hewan laut Colette Wabnitz dari University of British Columbia, hampir semua tubuh hewan laut, termasuk beberapa hewan yang sangat rentan dan langka di dunia, terkena dampak perilaku manusia. Terutama plastik. Plastik juga sering muncul di sarang burung. Ikan paus, penyu dan albatros adalah beberapa hewan yang ‘gemar’ mengkonsumsi plastik. Dia menambahkan bahwa lebih dari 260 spesies dilaporkan menelan dan terjerat puing plastik. Di seluruh dunia, setidaknya 260 juta ton plastik diproduksi setiap tahun. Jumlah ini meningkat drastis dibandingkan setengah ton sampah plastik pada 1950. Fakta lain menurut Wallace Nichols dari California Academy of Sciences, terdapat satu miliar tas plastik digunakan setiap hari dan tiga dari seribu plastik terbuang ke laut. Dia bahkan menemukan 76 tas plastik dalam satu menit di permukaan laut Indonesia saat meneliti penyu. Plastik Biodegradable Sekarang hadir plastik biodegradable yang diklaim lebih ramah lingkungan. Plastik biodegradable adalah plastik yang dapat diuraikan kembali mikroorganisme secara alami menjadi senyawa yang ramah lingkungan. Biasanya plastik konvensional berbahan dasar petroleum, gas alam, atau batu bara. Sementara plastik biodegradable terbuat dari material yang dapat diperbaharui, yaitu dari senyawa-senyawa yang terdapat dalam tanaman misalnya selulosa, kolagen, kasein, protein atau lipid yang terdapat dalam hewan. Beberapa tempat perbelanjaan menggunakan plastik ini dengan tidak lupa mencantumkan nama perusahaannya sebagai bagian dari pemasaran. Tetapi sejujurnya saya masih menyangsikan kualitas dari plastik yang katanya biodegradable ini. Walaupun mungkin ini bagian dari solusi mengurangi sampah tak terurai, yaitu dengan menggunakan jenis kantong plastik yang mudah terurai ini. Kehadiran kantong plastik degradable ini merupakan alternatif solusi kebutuhan kantong plastik sehari-hari, alternatif karena memang bukan satu-satunya solusi. Ada solusi lain yang menurut saya lebih ecofriendly (terutama dalam artian ecofriendly adalah ramah secara ekologi dan ekonomi). Kehadiran kantong plastik degradable walaupun mengurangi timbulan sampah kantong plastik tetap berpotensi menghasilkan limbah lain dan membutuhkan biaya selama proses produksinya. Selain itu dikuatirkan juga perubahan pemanfaatan jagung dan singkong yang awalnya merupakan bahan pangan menjadi bahan kantong plastik sementara masih tidak sedikit warga dunia mengalami kelaparan (walaupun pemanfaaan singkong atau jagung diklaim menggunakan tepung dengan kualitas yang tidak layak makan namun tidak ada jaminan ketika kebutuhan produksi tinggi maka bahan baku dapat diperluas hingga mengambil jatah singkong atau jagung dengan kualitas pangan). Penggunaan kantong plastik biodegradable merupakan alternatif yang baik karena tidak perlu merubah kebiasaan masyarakat. Namun saat ini tidak 100% kantong plastik di sekitar kita merupakan kantong plastik degradable, sedangkan kalaupun diklaim sebagai kantong plastik degradable bahannya belum 100% mudah terurai karena masih ada plastik degradable yang bahannya merupakan campuran plastik biasa dengan bahan degradable. Mengingat begitu besarnya dampak kantung plastik terhadap lingkungan, ada baiknya mulai sekarang untuk mengurangi penggunaan kantung plastik. Jika kita ingin menjadikan lingkungan sekitar kita lebih bersahabat maka perilaku kitalah yang perlu diubah. Biasakanlah menggunakan tas lipat atau tas belanja sebagai pengganti kantong plastik dan gunakanlah kantong plastik biodegradable untuk kebutuhan akan kantong plastik yang sulit dihindari. (iden wildensyah/berbagai sumber)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun