Mohon tunggu...
Achmad Suwefi
Achmad Suwefi Mohon Tunggu... Administrasi - pekerja swasta penggemar Liverpool, Timnas dan Argentina

You will never walk alone

Selanjutnya

Tutup

Bola

Rasanya Sakit Kalah 0-31 .. Tanyalah Nicky Salapu, Menpora/PSSI

1 September 2015   14:03 Diperbarui: 1 September 2015   14:57 3018
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Garis panduan sudah jelas diungkapkan oleh Presiden Jokowi kepada seluruh pecinta sepakbola kala membuka Piala Presiden di stadion Dipta, Bali. Bahwa Pak Presiden meminta semua pihak yang berhubungan dengan sepakbola termasuk pendukung Timnas untuk berkorban dari pada kalah terus menerus, demi sepakbola nasional yang lebih baik atau diistilahkannya sebagai Reformasi Tata Kelola Sepakbola Nasional ala Kemenpora via Tim Transisi.

Kalau penulis diminta untuk bersabar atau berkorban (ndak mau akh), sudah lebih dua dekade kok menunggu prestasi Timnas Indonesia paska final Sea Games 1991 Manila yang berujung emas kedua kalinya bagi sepakbola Indonesia. Setelah itu kita mundur, sehingga muncul suara-suara untuk reformasi PSSI (pengurus PSSI harus diakui memang telah gagal dalam menjadikan sepakbola Indonesia berprestasi).

Tetapi apakah hanya sepakbola yang gagal total, jika diperhatikan prestasi di Sea Games hingga Asian Games (sepakbola cuma memberikan 1 emas saja untuk sepakbola putra) tidak berpengaruh banyak bagi peningkatan posisi Indonesia diklasemen medali. Bandingkan dengan Atletik dan Renang yang menyumbangkan puluhan medali emas, kita pun tertinggal di dua cabor tersebut (namun yah tidak tersentuh karena memang kalah sexy dibandingkan sepakbola).

Tapi kali ini ndak ingin bahas lebih lanjut, biarlah Pengurus PSSI bertahan dengan keyakinannya dan Kemenpora terus ‘attacking football’ karena dapat restu dari Pak Presiden. Mau bagaimana sepakbola Indonesia kedepannya hanya mereka yang tahu (selama belum ada Presiden PSSI yang baru dan ‘legitimate’ dimata Kemenpora), ya kita tunggu sambil melihat perkembangan negara lain tentunya. (yang kalah terus menerus tapi terus mencoba bangkit).

Oceania menjadi tujuan penulis kali ini karena kebetulan juga Konfederasi yang ditinggalkan Australia mulai memanas lagi karena adanya kualifikasi Piala Dunia 2018 Rusia. Semua tim termasuk tim America Samoa yang memegang rekor kekalahan terbesar dalam sejarah sepakbola dunia (0-31) akan ikut bertanding demi tiket play off melawan tim konfederasi lain.

Nicky Salapu dan Bangkit dari Kekalahan Telak 0-31

 

(Film Next Goal Wins/ sumber : fifa.com)

Nicky Salapu dan Timnas America Samoa memberikan inspirasi bagaimana sakitnya kalah 0-31, menghilangkan trauma tersebut untuk kemudian bangkit lagi dan ajang PPD 2018 Rusia menjadi ajang membayar itu (walau mereka juga tahu bakal kalah dan kalah lagi). Nicky Salapu, pria kelahiran Pago-pago yang merupakan ibukota America Samoa daerah yang masuk dalam kawasan Oceania 32 tahun lalu (13 September 1980). Nicky Salapu adalah seorang olahragawan yang menjadi kiper di timnas sepakbola America Samoa.

Namanya terkenal diseluruh dunia karena rekor kekalahan terbesar yang dialami America Samoa saat berhadapan dengan Australia di FIFA World Cup 2012 dengan skor 31-0, kekalahan yang menjadi rekor resmi kekalahan terbesar dalam sejarah FIFA. Nicki Salapu selama karirnya membela Timnas America Samoa harus memungut bola dari gawangnya sebanyak 91 gol dari total 11 pertandingan resmi yang dilakoni oleh America Samoa, atau rata-rata 11 gol/pertandingan.

Kekalahan telak yang membuat Nicky Salapu mengalami trauma berat, sebagai kiper sebenarnya gol yang bersarang bukan murni kesalahannya saja tetapi juga dari kerja lini belakang, lini tengah yang tidak mampu menahan serangan lawan sehingga banyak gol yang tercipta. Rasa trauma dan malu berkecamuk dalam dada pemain 32 tahun tersebut sampai dia pun tidak mau bertemu dengan rekan-rekannya sesame anggota Timnas America Samoa.

Hingga akhirnya datang seorang pria bernama Thomas Rongen, yang berasal dari Amerika Serikat yang menjadi pelatih America Samoa, tekad sang pelatih untuk memutus mata rantai tidak pernah menang America Samoa dalam keikut sertaannya dilevel pertandingan resmi menjadi alasan untuk memanggil Nicky Salapu.   

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun