24 jam terjepit cincin, bagaimana rasanya? Stres, nggak mau makan, ingin kencing terus. Itulah yang dirasakan Santa Debora murid Desain dan Produksi Kulit kelas x SMKN 14 Bandung. Belajar dari kejadian di atas adalah jangan panik kalau tidak ingin bertambah rumit masalahnya. Apapun itu. "Saya paksakan mengeluarkan cincin itu." katanya dengan wajah dibuat tenang. "Ya akhirnya jari manisku tak manis lagi Pak, bengkak!" Itulah akibatnya dipaksa karena panik, bengkak! Dan akhirnya cincin menjadi susah keluar, padahal pada awalnya cincin masuk engan mudah. Blesss!
Cincin berbahan nikel memiliki kekerasan tertentu. Cara mudah untuk mengeluarkan cincin yang macet adalah dengan cara mematahkannya. Cara yang paling aman adalah mengikis sedikit demi sedikit dengan alat kikir. Keuntungan penggunaan kikir lebih aman karena memiliki permukaan yang rata, berbeda dengan gergaji besi yang memiliki penampang pipih. Kemukinan terpeleset pada penggunaan gergaji akan lebih besar. Dengan menggunaan kikir, luka skunder akibat salah penanganan dapat dihindari. Untuk menghindari panas yang berlebih bisa dioleskan hand & body lotion atau yang sejenisnya. Sebelum melakukan proses pengikiran kulit harus terlindung dari gesekan. Caranya bisa memasukan kertas atau plastik yang agak tebal disela antara cincin dan kulit jari. Gunakan ukuran yang cukup hanya untuk melindungi dari gesekan. Jangan sampai malah menghambat saluran darah. Bila sudah aman lakukanlah pengikiran dengan hati-hati. Perlu kesabaran karena memakan waktu.
Horeee! Lepas akhirnya! Itulah teriakan yang keluar dari mulut Santa ketika cincin nikel itu berhasil dipatahkan. 1 jam proses pengikiran menjadi tak berarti ketika cincin itu lepas dengan mudah. Untung bukan cincin emas! Itulah untungnya jadi orang bejo, melihat masalah dari sisi untung. Jadi untung terusssss!