Mohon tunggu...
Wata Kama
Wata Kama Mohon Tunggu... Freelancer - freelance

pekerja lepas

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih Pilihan

Jokowi, Fitnah dan Survei

25 Maret 2019   09:07 Diperbarui: 25 Maret 2019   09:13 129
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Wata Kama

HASIL survei Harian Kompas yang diterbitkan pada Rabu (20/3) menggemparkan. Survei itu sangat berbeda dengan hasil survei sejumlah lembaga survei arus-utama (mainstream).

Perbedaan paling mencolok adalah, survei Kompas menyebutkan elektabilitas Joko Widodo-KH Ma'ruf Amin dibawah 50%, tepatnya 49,2%. Sedangkan elektabilitas Prabowo-Sandi ada pada 37,4%. Padahal lembaga survei arus-utama menyatakan elektabilitas Jokowi-Ma'ruf berkisaran antara 53%-58%.

Kompas kemudian dituding bermain politik. Namun penjelasan Pemred Kompas Ninuk Pambudy menarik. ''Saya tidak mau dibandingin dengan lembaga survei lain. 

Kompas kan bukan lembaga survei. Survei yang dilakukan Kompas untuk mendukung jurnalisme Kompas sehingga menjadi lebih akurat dan presisi. Jadi kalau mau dibandingin dengan lembaga survei lain, ya kita sebetulnya bukan lembaga survei.'' (Detik.com, Rabu,20/3/2019).

Penegasan Ninuk clear. Kompas bukan lembaga survei. Dengan demikian, hasil survei Kompas tidak perlu dibandingkan dengan hasil survei lembaga-lembaga survei mainstream. Bahwa ada yang gembira dan melakukan selebrasi atas hasil survei Kompas ya sah-sah saja. Sama sahnya jika ada yang bersedih dan murung dengan hasil survei itu.

Juga tidak ada salahnya jika tulisan ini pun mengenyampingkan hasil survei Kompas. Saya hanya merujuk pada hasil survei beberapa lembaga survei mainstream.

Survei New Indonesia Research & Consulting  menyebutkan elektabilitas Jokowi-Ma'ruf Amin sebesar 55,8%, SMRC menyebut elektabilitas Jokowi-Ma'ruf sebesar 57,6%, Indikator Politik, Jokowi-Ma'ruf 54,9%, Charta Politika, Jokowi-Ma'ruf 53,2%, Populi Center Jokowi-Ma'ruf 54,1% dan LSI Denny JA menunjukkan elektabilitas Jokowi-Ma'ruf mencapai 58,7%.

Hasil survei itu memang potret realitas jika pemilihan presiden dilaksanakan pada saat survei dilakukan. Bisa saja terjadi pergeseran jika memang ada peristiwa luar biasa yang terjadi sebelum 17 April nanti.

Ada situasi anomali dengan hasil survei lembaga-lembaga survei arus utama itu. Ada pertanyaan mengganggu, mengapa hasil survei menunjukkan elektabilitas Jokowi tetap tinggi padahal dia sudah mengalami 'penyiksaan' yang luar biasa, sejak jauh sebelum kampanye Pilpres 2019 dimulai. Jokowi tidak hanya dikritik tetapi dikecam, difitnah dengan berbagai isu dan hoaks yang sering di luar nalar waras dan tunaetika. 

Entah kelompok mana yang melakukannya, tetapi selalu muncul di media sosial secara masif dan malah kemudian dilakukan door to door.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun