Mohon tunggu...
udin utomo
udin utomo Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Politik

Kritik Hary Tanoe kepada Jokowi, Ini Hasilnya

11 Agustus 2017   04:53 Diperbarui: 11 Agustus 2017   18:09 2480
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Gambar: Globalindo.co

Dukungan Ketua Umum Partai Perindo Hary Tanoesoedibjo kepada Presiden Joko Widodo hingga kini masih membuat publik geger. Dalam benak mereka, masih menyisakan seribu tanda tanya. Mengapa dan ada apa, Hary Tanoe tiba-tiba mendukung Jokowi padahal sebelumnya kerap melancarkan kritik terhadap pemerintah.

Pertanyaan itulah yang kerapkali dilontarkan oleh kebanyakan orang. Pertanyaan itu kemudian tersebar di berbagai  media, baik cetak maupun online. Entah kenapa mereka melakukan simplifikasi sedemikian sederhananya dengan tanpa berfikir panjang.

Padahal, andai kata mereka ditanya balik dengan satu pertanyaan saja, apakah selama ini Hary Tanoe maupun Partai Perindo pernah menyatakan secara resmi akan mendukung Prabowo untuk maju di Pilpres? Yakin seyakin yakinnya, mereka tidak akan bisa menjawab pertanyaan yang sangat sederhana ini.

Yang melulu dikedepankan dalam benak mereka adalah kritik, kritik, dan lagi-lagi kritik. Media-media pun bertebaran dengan berita Hary Tanoe. Tak tanggung-tanggung, salah satu media maentstream sampai membuat infografis, merangkum semua kritikan Hary Tanoe yang ditujukan kepada Presiden Jokowi. Seolah kritik adalah tindakan yang amat buruk bagi mereka.

Jika diamati, infografis yang dirangkum oleh media tersebut, kritikan Hary Tanoe kepada rezim Jokowi mayoritas ihwal perkembangan atau pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Jika ada yang kurang tepat dengan kebijakan ekonomi yang dibuat pemerintah, barulah Hary Tanoe bersuara. Tapi oleh media kritik tersebut diplintir dan sengaja diframing seolah Hary Tanoe membenci Jokowi. Padahal tidak demikian.

Hary Tanoe hanya berbicara soal pertumbuhan ekonomi yang kala itu (2015) sedang lesu. Dan itu fakta. Tidak mengada-ada. Pertumbuhan ekonomi era Presiden Jokowi tahun 2015 memang tidak sesuai ekspektasi. Yakni hanya mencapai 4,73%. Lebih rendah dari asumsi awal, yakni 5,7%. Jadi, apakah ada yang salah dengan pernyataan Hary Tanoe? Apakah Hary Tanoe berbohong? Tidak, kan?

Hary Tanoe selain sebagai seorang politisi, dia juga sebagai pengusaha. Jaringan usahanya juga bukan hanya berkutat di Indonesia saja. Jaringannya tersebar di berbagai negara. Maka wajar bila ia begitu paham soal pertumbuhan ekonomi.

Silahkan amati komentar Hary Tanoe soal ekonomi lainnya. Ketika orang lain hanya menuntut agar pemerintah memprioritaskan ekspor daripada impor, justeru Hary Tanoe memberikan pemahaman yang baik kepada masyarakat. Menjelaskan kepada mereka bagaimana kondisi dan situasi yang sebenarnya.

Apa kata dia? Coba perhatikan.

"Bagaimana ekspor kita bisa naik terhadap impor? Kan kita tahu harga sedang tidak bagus, pasaran dunia juga sedang lesu. Kalau investor masih banyak mungkin bisa membantu,"katanya.

Hary Tanoe memberikan pemahaman kepada masyarakat, dan menjelaskan bahwa pasar dunia sedang lesu. Jika pemerintah memaksakan untuk ekspor, maka yang ada pemerintah hanya akan rugi. Nah, situasi inilah yang tak banyak orang mengetahui. Masyarakat hanya berkoar-koar, mengkritik pemerintah yang terus-terusan impor. Mereka acuh dan tak mau tahu tentang kondisi ekonomi global.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun