Mohon tunggu...
Wah Yudi
Wah Yudi Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Warga Indonesia yang saat ini tinggal diJakarta dan bekerja di Industri Periklanan.\r\n\r\nFans AC Milan era the dream team, tapi juga penggemar permainan cantik nan indah ala Tiki Taka dan Total Football. Jadi suka bingung, mules bin pening jika AC Milan ketemu Barca seperti 4x di LC 2012 atau Belanda vs Spanyol di PD 2010 :D Tapi klub Nottingham Forest yang paling saya suka, cinta lingkungan gitu kesannya Hahaha :D

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Teladan dari Keluarga Pak Wiranto

29 Mei 2013   21:36 Diperbarui: 24 Juni 2015   12:50 1475
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Putra bungsu mantan Menhankam/Pangab Wiranto, Zainal Nurrizki telah meninggal diAfrika selatan. Saya tak ingin membahas almarhum karena juga tak kenal, tapi saya ingin membahas keputusan keluarga beliau yang memilih sang anak dimakamkan diAfsel sebagai sebuah keteladanan yang patut ditiru, terutama bagi umat Islam.

Status sebagai anak dari mantan pejabat tinggi sebenarnya tentu menjadi jaminan kemudahan bagi keluarga jika ingin jenazah dipulangkan untuk dimakamkan ditanah air.
Tapi hal ini tak dilakukan dengan berbagai pertimbangan yang saya kira patut dijadikan teladan.

Menyegerakan Pemakaman

Dalam ajaran Islam memang dianjurkan untuk menyegerakan penguburan jenasah yang telah meninggal. Hanya saja umumnya tradisi bangsa ini seringkali lebih memilih menunggu keluarga atau memulangkan jenasah ketanah air daripada menyegerakan penguburan.

Menurut saya keikhlasan keluarga belia untuk lebih memilih segera memakamkan jenazah daripada memulangkan ketanah air patut dijadikan teladan nyata bagi setiap muslim ketika keluarganya meninggal.

Menghindari Merepotkan Pihak Lain

Saya kira cukup mudah sebenarnya bagi keluarga pak Wiranto untuk meminta bantuan pemerintah Afsel dan KBRI di Afsel untuk membantu pemulangan anaknya.

Hanya saja ini tak dilakukan beliau terkait 2 hal menghindari merepotkan pihak lain yg bisa jadi akan menambah berat hisab almarhum diakhirat juga memenuhi hak jenazah untuk segera dimakamkan.

Menurut saya ini juga patut dijadikan teladan bagi keluarga pejabat dan mantan pejabat untuk membuang ego keluarga merepotkan pihak lain demi memulangkan jenasah keluarga ketanah air dan justru melupakan hak jenazah agar segera dimakamkan.

Semoga keiklasan keluarga pak Wiranto ini bisa dijadikan teladan bagi keluarga muslim lainnya jika anggota keluarganya meninggal ditempat jauh.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun