Mohon tunggu...
Wahyu Sapta
Wahyu Sapta Mohon Tunggu... Penulis - Penulis #Peraih Best In Fiction Kompasiana Award 2018#

Menyatulah dengan alam, bersahabatlah dengan alam, ikuti alirannya, lalu kau rasakan, bahwa dunia itu indah, tanpa ada suatu pertentangan, damai, nyaman, teratur, seperti derap irama alam berpadu, nyanyian angin, nyanyian jiwa, beiringan, dekat tapi tak pernah berselisih, seimbang, tenang, alam, angin, jiwa, mempadu nyanyian tanpa pernah sumbang...

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Pernak-pernik THR

6 Juni 2018   07:14 Diperbarui: 6 Juni 2018   08:53 908
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: Telusur.co.id

Tadi malam saya menyimak percakapan di grup WA. Ada yang bertanya, loh kok, grup sepi? Lalu ada yang menjawab, lagi ngabisin THR ya? Lalu ada yang bertanya, mengapa bapak-bapak pada diem? Iya, mereka lagi nganterin ibu-ibu ke mal. Belanja. Kan barusan terima THR. Ada pula yang memasang gambar uang warna merah yang terbungkus dalam es batu. Katanya, wah, THR ku belum cair, ihiks. Bermacam-macam komentar tentang THR ada di perbincangan WA malam tadi. THR baru trending topic.

Bagi yang sudah menerima THR, maka wajahnya berseri-seri. Bagi yang belum menerima THR, harap-harap cemas dan bertanya, kapan THR saya cair. THR merupakan sebuah hal yang istimewa, penting dan di tunggu-tunggu.  Lalu bagaimana yang tidak menerima THR karena bukan pegawai dan tidak bekerja? Tentu hanya bisa melihat dan menyimak saja.

THR atau Tunjangan Hari Raya adalah tunjangan non gaji yang wajib diberikan oleh perusahaan kepada karyawan menjelang hari raya keagamaan. Tunjangan ini diberikan paling lambat tujuh hari sebelum hari raya keagamaan. Tidak sebatas Hari Raya Idul Fitri saja, melainkan hari raya keagamaan lainnya seperti Hari Natal, Hari Raya Nyepi dan Hari Raya Waisak.

THR buat karyawan bentuknya adalah uang. Maksud dari pemberian THR, agar mereka bisa menikmati THR bersama keluarga untuk merayakan hari raya dengan gembira. Karena biasanya, merayakan hari raya, bagi masyarakat Indonesia adalah saatnya berkumpul dengan keluarga dan kerabat. Tentu saja membutuhkan dana lebih. Menyiapkan makanan, baju baru hingga kebutuhan lain seperti ongkos mudik dan lain-lain.

THR buat sebuah perusahaan atau wiraswasta adalah memberi. Jika perusahaan besar, pemberian THR  sudah diperhitungkan sedemikian rupa, sehingga tidak menjadi masalah. Tetapi bagi perusahaan kecil atau wiraswasta, beberapa mungkin agak terseok dalam pemberian THR bagi pegawainya. Apalagi melihat kondisi perekonomian belakangan ini. Yang cenderung menurun. Meskipun begitu, tak mengurangi kemeriahan lebaran dari tahun ke tahun. Tradisi pemberian THR tetap berjalan. Dan perusahaan kecil yang memiliki pegawai, tetap wajib memberikan THR.

Bagi pemberi THR, terutama para pemilik usaha kecil-kecilan, balasannya adalah mendapat rezeki yang tak ternilai. Wajah berseri-seri dari pegawai itulah sebuah rezekinya. Ekspresi wajah yang melegakan hati. Yang tak bisa didapat atau dibeli dari toko atau mal.

Lebaran tahun ini. Masyarakat sudah mempersiapkan segala sesuatunya, agar perayaan lebaran sesuai dengan keinginan hati. Saatnya bersilaturahmi dengan keluarga, saudara, teman, dan kerabat. Tidak setiap waktu bisa melakukan ini. Momen lebaranlah yang mempertemukan mereka. Jadi dengan adanya pemberian THR pada setiap hari raya, sangat membantu dan menambah keceriaan berlebaran. ~Bahagia memang bisa melalui apa saja, salah satunya adalah THR~ hehehe...

Bagi yang sudah menerima THR, sudah merancang rencana belanja persiapan lebaran, seperti kue-kue, makanan khas lebaran, baju baru dan pemberian angpao buat anak-anak.

Bagi yang belum menerima THR, harap-harap cemas, tetapi juga sudah merencanakan persiapan buat lebaran seperti yang sudah menerima THR.

Bagi yang tidak menerima THR, berusaha merencanakan persiapan buat lebaran. Meskipun tidak menerima THR. THR bisa dari mana saja, kata mereka. Tidak harus menjadi pegawai.  

Nah, bagi saya? Uhuks...

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun