Apa mau dikata apa, nasi sudah menjadi bubur, keputusan sudah diambil, sudah tersebar keseantero negeri dan keseluruh dunia. Berita ini bukan hanya mengejutkan, tapi membuat prihatin atau bahkan kesedihan yang tak bertepi. Mengapa? Apa lagi kalau bukan karena Mata Najwa, Najwa Shihab, telah menyatakan mengundurkan diri alias tak ada lagi acara  Mata Najwa di TV, yang menurut Sujewo Tejo, Mata Najwa menjadi "Mata Indonesia".
Banyak orang bertanya-tanya, ini bukan semata-mata mundurnya Najwa Shihab yang identik dengan Mata Najwa, apa mungkin acaranya tetap Mata Najwa, tapi yang menjadi tuan rumahnya  bukan Najwa Shihab. Bisa iya, bisa tidak, tergantung dari sudut  pandang yang digunakan. Kalau tetap ada acara Mata Najwa namun yang menjadi tuan rumahnya bukan Najwa Shihab bisa timpang, kurang pas, karena selama ini Mata Najwa sudah lengket dengan Najwa Shihab sebagai tuan rumahnya.
Namun yang menjadi pertanyaan banyak orang, termasuk saya, ada apa dibalik ini semua? Ini mungkin keputusan yang sangat berat bagi Najwa Shihab, keputusan yang tak kalah beratnya dengan memindahkan  gunung dari satu tempat ke tempat lain. Sudah bertahun-tahun Najwa Shihab menjadi tuan rumah di Mata Najwa dengan pertanyaan-pertanyaan yang cerdas, menggiring, menukik, dan langsung mengenai sasaran, sehingga bila nara sumber yang tak pandai, bisa langsung terjebak, gelagapan untuk menjawabnya.
Najwa Shihab bukan hanya cantik, tapi juga cerdas, dan enak ketika membawakan acara Mata Najwa, sehingga acara Mata Najwa enak untuk ditonton dan mencerdaskan banyak orang. Pada acara tersebut dari berbagai kalangan telah dijadikan nara sumbernya, dari masyarakat biasa yang mencari keadilan, sampai kepada kepala Negara, Presiden. Yang sempat saya saksikan adalah wawancara dengan Presiden ke tiga/BJ Habibie, Presiden ke lima/Megawati dan Presiden ketujuh/ Jokowi. Sedangkan Presiden ke empat/Gusdur dan Presiden ke enam/SBY jikapun sudah dijadikan narasumber, saya belum sempat melihatnya di Youtube.
Untuk Jokowi, sudah beberapa kali dijadikan nara sumber oleh Najwa Shihab dalam acara Mata Najwanya, kalau tak salah. Dari mulai ketika menjadi Wali Kota Solo, Gubernur DKI Jakarta dan saat menjadi Presiden sekarang ini. Dan yang menariknya dalam setiap acara ada pasangan yang seakan disengaja didudukan secara bersebrangan, misalnya DPR dihadapkan dengan KPK. Â Hampir semua mungkin tokoh-tokoh nasional dan daerah yang berprestasi sudah dijadikan narasumbernya.
Mengapa via Youtube? Karena saat penayangan acara tersebut saat bersamaan ketika saya  masih atau sedang di kantor, dikarena beda waktu 4 jam antara Waktu Indonesia Barat dengan Waktu Moskow. Bisa saja melihat tayangan langsung di jam yang sama, tapi tidak nyaman menontonya, jika di rumahkan bisa sambil istirahat minum teh atau kopi dengan camilan kacang goreng dan lain sebagainya, nikmat bukan.
Dan moment seperti tak akan lagi akan ditemukan ketika Najwa Shihab menyatakan menutup atau mengundurkan diri alias tak ada lagi acara Mata Najwa, dan tayangan terakhir adalah ketika Najwa Shihab berhasil menjadikan Novel Baswedan sebagai nara sumber dengan judul " Ekslusiv bersama dengan Novel Baswedan" Wawancara dari Singapur di suatu tempat yang tidak disebutkan di mananya. Benar-benar kejutan luar biasa penutup acara Mata Najwa yang terakhir kali ini.
Tak ada penontonnya di studio, seperti yang selama ini dilakukan, gelap di sekitar penonton di studio, hanya Najwa Shihab sendiri, tak ada yang lainnya, hanya wawancara yang seperti kilas balik, antara Najwa Shihab yang di Studio dengan wawancara Najwa Shihab di Singapur,  dan itupun tak ada siapa-siapa, seakan-akan Najwa Shihab membiarkan Novel Baswedan bicara sendirian, tak ada yang menyanggah atau memotong pembicaraannya, jikapun ada, itu terpisah, wawancara terpisah dengan menampilkan pihak kepolisian, mungkin agar dikatakan tidak berat sebelah atau paling tidak, ada keseimbangan berita, tapi tetap bobotnya terlihat dari Novel  Baswedan yang demikian tenang menjelaskan semuannya, terutama kasus disiramnya Novel  Baswedan dengan air keras, yang sampai saat ini, sudah lebih 3 bulan setengah,  belum juga terungkap siapa otak dibalik penyiraman air keras tersebut?
Acara Mata Najwa tak akan ada lagi di TV, Mata Indonesia sudah dipadamkan sendiri oleh Najwa Shihab. Ada apa dibalik itu semua, tak mungkin penutupan acara yang mencerdaskan bangsa ini ujug-ujug atau tiba-tiba. Adakah yang meneror Najwa Shihab yang cerdas ini, yang pemberani ini, adakan yang mengancamnya? Wah banyak sekali pertanyaan di benak ini. Ini keputusan yang berat sekali, saya yakin itu. Mungkin juga sudah banyak sekali pertimbangannya dan berbagai pihak, mungkin dari keluarga terdekatnya atau teman-teman di sekelilingnya.
Kalau ini menimpa acara yang lain, seperti ILC juga ditutup atau Karni Ilyas mengundurkan diri dengan berbagai ancaman atau terror, jika ada, wah habis sudah acara-acara yang berbobot ini. Terus terang saja, saya hanya nonton TV via Youtube di tiga acara ini, Mata Najwa, ILC dan Kick Andy. Selebihnya hanya selingan saja, tapi untuk tiga acara tersebut "wajib" ditonton oleh saya.
