Mohon tunggu...
Vincent Sucipto
Vincent Sucipto Mohon Tunggu... Freelancer - Agriculture student' 18

@cwvs_vincent

Selanjutnya

Tutup

Money

Rupiah Meningkat, tapi Apakah Produksi Pertanian Kita Meningkat?

16 September 2018   16:43 Diperbarui: 16 September 2018   17:00 416
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Perlu diketahui nilai mata uang rupiah sedang melemah, pertanggal 5 september 2018, nilai tukar rupiah hampir menembus angka Rp 15.000. Salah satu penyebabnya adalah melemahnya rupiah, karena neraca perdagangan yang defisit.

Tentu melemahnya nilai tukar rupiah ini akan berdampak keberbagai aspek. Salah satu contohnya adalah pembuat tahu dan tempe. Dikarenakan kedelai yang para pembuat pakai seringkali didatangkan import, maka yang dapat dipastikan harganya yang akan semakin tinggi seiring dengan nilai tukar yang semakin tinggi.

Namun, apakah dari sektor pertanian indonesia mengalami peningkatan ? jawabannya adalah "ya" secara bertahap perolehan dari bidang pertanian semakin meningkat. Ini didukung pula oleh program-program yang digerakan oleh pemerintah, khususnya di era Presiden Jokowi ini. Padi, jagung, dan bawang merah adalah komoditas yang digenjot oleh pemerintah yang diharapkan akan mengalami peningkatan yang sigmifikan.

Membaiknya sektor pertanian kita terbukti dari berbagaihal. Contohnya, menurunnya angka penduduk miskin di daerah pedesaan, yang sebagian warganya memilih bekerja di bidang pertanian.

Dari data yang diperoleh, dari yang awalnya ada 18 juta penduduk miskin kini menurun mejadi 16 juta penduduk. Walaupun tidak sesigmifikan di daerah perkotaan, tetapi ini adalah hal yang patut diapresiasi. Lalu juga bertambahnya pendapatan para petani. Hal ini dibuktikan dengan meningkatnya daya beli petani jika dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya.

Program yang pemerintah harapkan adalah, bagaimana caranya meningkatkan swasembada pangan di era Jokowi-JK ini. Jikalau peran swasembada pangan ini berhasil, pemerintah dapat berpengaruh dalam tingkat produksi maupun kesejahteraan petani.

Pemerintah sangat berharap, peningkatan swasembada pangan ini dapat memperoleh hasil yang positif. Hal ini harus didukung kerja keras oleh segala aspek yang ada dalam pemerintahan maupun para petani.

Namun, dalam 3 tahunnya era jokowi-jk ini sudah ada perkembangan yang cukup sigmifikan, contohnya dalam segi produksi tani. Dimana produksi beras meningkat dalam 3 tahun akhir. Yang dimana Indonesia dalam hal ini memperoleh swasembada beras setelah 32 tahun. Selain beras juga ada komoditas bawang yang mengalami peningkatan, yang dimana produksi bawang merah di tahun 2015 yakni 1,22 juta ton.

Di tahun 2016 mengalami peningkatan menjadi 1,29 juta ton. Sama pula dengan jagung, produksi jagung mengalami peningkatan sebesar 4,2 juta ton. Dan yang pada akhirnya pemerintah tidak mengeluarkan rekomendasi produk impor untung komoditas seperti beras,bawang, dan jagung. Ini adalah progress yang sangat bagus. Dimana pemerintah bisa mengurangi produk impor yang masuk ke Indonesia.

sindonews.com
sindonews.com
Capaian-capaian tersebut dapat tercapai oleh karena terobosan-terobosan yang dilakukan guna memfokuskan bantuan yang berpihak ke para petani. Termasuk menghapus kebijakan yang sekiranya menghambat kinerja di sektor pertanian.

Upaya lain yang dilakukan juga dengan melakukan program penganggaran ulang guna memenuhi kebutuhan tani guna meningkatkan produktifitas yang digunakan untuk membeli perlengkapan ataupun untuk membangun sarana-sarana pertanian di berbagai daerah yang dapat menunjang produktifitas pertanian.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun