14 .Dari tulisan
Pengembangan pertanaman kakao di Indonesia, khususnya di Jawa, berjalan dengan pesat. Perkembangannya juga didorong oleh meluasnya penyakit kopi oleh Hemeleia vastatrix, sehingga menyebabkan musnahnya areal pertanaman kopi di Jawa.
Hal inilah yang membuat banyak petani di seluruh wilayah Indonesia,beralih dan memilih tanaman kakao sebagai tanaman Utama disamping tanaman muda lain.Di Sumbar pada 10 tahun terakhir ini pekembangan kebun kakao makin luas dan makin di gemari para Petani.
Dengan meningkatnya jumlah petani kakao di Sumatera Barat diyakini dapat meningkatkan perekonomian masyarakat. Pemerintah Sumbar menargetkan 200 ribu hektare lahan masyarakat dapat dijadikan lahan perkebunan kakao dan masyarakat mampu memproses menjadi barang setengah jadi.
Sumbar memiliki banyak lahan yang miring, sehingga sangat sudah dimanfaatkan sebagai lahan pertanian. Namun dengan adanya program yang diluncurkan tahun 2006 lalu oleh Wakil Presiden kala itu Jusuf Kalla, lahan yang sebelumnya hanya menjadi lahan tidur, kini bisa dimanfaatkan untuk meningkatkan perekonomian.
Tahun 2015 nanti, Sumbar  menargetkan 200 hektare lahan bisa dimanfaatkan menjadi lahan produksi kakao dan diprediksi dapat meningkatkan produksi sebanyak 120 ton kakao, sehingga bisa lebih meningkatkan perekonomian sumbar khususnya, dan menjadi penghasil kakao terbesar di Indonesia.
Ditambahkannya, banyaknya petani dan produksi kakao di Sumatera Barat saat ini diharapkan masyarakat juga bisa meningkatkan kreatifitas dalam menciptakan produk terbaru dalam bentuk coklat, .Masyarakat bisa berkreasi dalam menciptakan produk terbaru, sehingga nilai jual hasil kebunnya bisa meningkat karena sudah menjadi barang jadi.
Komentar Gubernur Sumbar , Sedangkan, bagi petani dan UKM yang sudah menjadikan barang setengah jadi maupun barang jadi, Irwan Prayitno memberikan apresiasi, "Kita sangat bangga pada UKM maupun produk rumah tangga yang sudah mengolah kakao menjadi produk coklat, sehingga mereka dpat membuka lapangan pkerjaan baru," paparnya.
Disisi lain, Zulefi Sikumbang, Ketua Askindo, mengatakan sumatera barat merupakan daerah yang sangat bagus untuk dikembangkan kakao, sebab dilihat dari iklim dan kondisi alam yang banyak miring, "Sumbar memiliki potensi untuk pengembangan komoditas kakao," jelasnya.
Daerah Sumetera Barat memang dalam 10 tahun terakhir ini para petani sudah mulai mengalihkan tanaman mereka dari Jeruk ke tanaman kakao,apalagi ada bantuan kepada masing masing kelompok tani yang mencapai luas 3 Ha per kepala keluarga,lengkap bibit dan pupuk serta tenaga penyuluh pertanian .
Harga kakao yang cendrung bertahan dan kadang naik juga membuat para petani yakin dengan tanaman kakao ini,disamping pemeliharaan nya tidak begitu rumit.Dengan berkebun 3 Ha saja sudah bisa menyekolahkan anak sampai ke Perguruan Tinggi.
Ada yang unik dari sikap dan tingkah laku petani kakao ini yang lahannya terbatas dan kakao dijadikan sebagai sumber pendapatan satu satu nya bagi petani.
Para petani atau keluarganya memanen kako seperlunya saja untuk kebutuhan seminggu.dan itu di lakukan secara kontiniu,Nanti para pedagang jalanan atau pedagang kecil mendatangi rumah rumah lengkao dengan timbangan ,siap  membeli kako tersebut tentunya dengan harga miring karena masih basah,sesuai dengan kwalitas kakao.
Uang hasil penjualan kako inilah nanti nya di belanjakan untuk keperluan sehari hari sampai selama satu minggu,dan begitulah seterusnya.Tidak pernah terpikir akan membuat kakao menjadi bahan setengan jadi untuk peroses Industri.
Tapi itu tidak merugikan para petani karena memang maksud dan tujuan menanam kakao di kebun yang sedang sedang saja luasnya hanyalah untuk membiayai kehidupan sehari hari,disamping membiayai sekolah anak anak mereka.
Manly