Kegemaranku menggambar sudah sejak kecil. Entahlah itu hobi yang kujalanin dan memang belajarnya pun suka-suka. Kebetulan punya sepatu bekas, sudah bosan dengan warnanya yang menurutku kurang menarik lagi. Sepatu murah sih, aku dapat juga dari harga diskonan, gak sampai 200ribu karena masih ada cashback bayar pakai dompet elektronik. Hehe...
Mau beli sepatu baru kadang mikir-mikir ya. Harganya lumayan. Kalau gak diskon bisa seharga kosan satu bulan. Mumpung ada bahan dan kebetulan aku juga lagi gabut. Kukeluarkanlah semua peralatan lukis, cat akrilik sisa yang tinggal beberapa warna saja dan kuas.
Punya barang-barang yang dilukis sendiri memang cita-citaku. Suatu saat pengen sekali punya brand sendiri yang dikenal banyak orang dan dibangga-banggakan sebagai karya anak bangsa di negara lain.
Kenapa sepatu lukis? Ceritanya aku kan emang suka melukis di berbagai bahan. Di talenan udah pernah, di kaos pernah, di tas pernah, di topi pernah, sampai ke sepatu. Nah inget banget tahun 2015, kalau gak salah, ikut lomba mewarnai sepatu. Hehe, terus lucu gitu ngeliat hasilnya. Dari situ pengen lagi ngelukis sepatu, tapi sepatu sendiri. Dan kejadian kan. Yang menjadi catatanku dalam melukis sepatu antara lain:
Bahan sepatu
Hal pertama yang kulakukan sebelum menggambar sepatu adalah memastikan bahan sepatunya tidak jauh-jauh dari kain, kanvas, dan sejenisnya. Selama bahannya kain, ya aman. Pernah melukis tas yang bukan kain, tapi licin kayak ban. Eh, lukisannya luntur. Kan jadi gak lucu.
Sepatu harus bersih
Jangan lupa bersihkan terlebih dahulu sepatunya. Kalau misalnya ada noda minyak, tentu catnya susah nempel ke bahan. Atau kalau misalnya kotor, ada kotoran kucingnya yang masih basah, eww, jorok! Toloooong! wkwk
Yang penting peralatan lukis siap
Ya harus disiapkan dong. Pertama catnya, kedua kuasnya, ketiga orangnya. Kalau tidak ada catnya, sepatu mau diwarnai pakai apa? Kalau tidak kuasnya catnya mau ditumpahin ke sepatu? Kalau tidak ada orangnya, siapa yang mau gambar dong?
Bagian yang gak mau diwarnai, tutup selotip