Mohon tunggu...
usman santosa
usman santosa Mohon Tunggu... Dokter - ...

Pencinta Kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Politik

Nestapa Rohingya

5 September 2017   13:43 Diperbarui: 5 September 2017   14:01 350
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Peristiwa yang dialami etnis Rohingya bisa didalami dari berbagai sudut,salah satunya dari sudut "Kepentingan"berbagai pihak,yang ujung ujungnya menyangkut potensi yang dimiliki pada wilayah yang dihuni oleh etnis Rohingya.

Potensi tersebut berupa ditemukannya cadangan migas,dan letak geografis yang mampu menghubungkan Samudera Hindia dengan daratan RRC maupun Samudera Hindia dengan Samudera Pasifik (bila dibuat terusan).

Terkait cadangan migas yang ditemukan,patut diduga ada pemain dari luar Burma yang punya kepentingan,yaitu pihak RRC dan AS cs.

Minimal ada dua kelompok tersebut yang berebutan pengaruh agar kelompoknya yang bisa mendapatkan manfaat sebesar besarnya dari migas tersebut.

Ketika Pemerintahan Burma cenderung memihak ke RRC mengingat kedekatan geografis,maka pihak lain berusaha agar wilayah yang diduduki etnis Rohingya memisahkan diri dari Burma dan membentuk Pemerintahan sendiri.

Sentimen "agama" adalah cara mudah,murah,dan klise untuk bisa mendapatkan dukungan dari berbagai pihak,sayangnya Burma tidak sendirian,disitulah konflik kian menajam dengan korban berjatuhan dipihak Rohingya sangat banyak.

Kelompok islam garis keras dari berbagai negara berhasil "dimanfaatkan" untuk berperang melawan Pemerintahan Myanmar/Burma,dengan alasan membela sesama muslim.

Mencoba mengadu domba muslim vs buddha dalam memperebutkan pengaruh pada wilayah yang dihuni etnis Rohingya itulah yang terjadi saat ini.

Siapa yang keluar sebagai pemenang? Myanmar yang didukung RRC ataukah etnis Rohingya yang "dimanfaatkan"oleh pihak lain??

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun