Di Indonesia, dimana sebagian besar masyaraktnya beragama Islam berbagai macam tradisi untuk menyambut bulan Ramadhan yang sebntar lagi akan dilakukan oleh seluruh umat muslim di seluruh dunia. Tentunya untuk menyambut bulan yang penuh berkah tersebut umat muslim menyambut dengan penuh suka cita, dimana ada banyak sekali bentuk ungkapan rasa syukur untuk menyambut datangnya bulan Ramadhan.
Di setiap daerah memiliki cara dan tradisi yang berbeda-beda untuk merayakan bulan Ramadhan. Dalam suku sasak tradisi untuk menyambut bulan Ramadhan dilakukan dengan menyalakan “Dile Jojor”.
Dile jojor merupakan api yang terbuat dari buah jarak yang di buat menyerupai tusukan sate yang di gulung kemudian di jemur.
Kemudian pada malam harinya setelah selesai Roah atau zikiran masyarakat sasak menyalakan dile jojor tersebut sebanyak-banyaknya dan di taruh disekeliling rumah masing-masing dengan memadamkan listrik sementara waktu sampai dile jojor tersebut mati.
Masyarakat susku sasak mempercayai dengan dinyalakan dile jojor di sekitar rumah akan menjauhkan mereka dari hal-hal yang buruk selama melaksanakan puasa.
Selain itu juga “Dile jojor” yang telah di nyalakan tersebut tidak boleh dipadamkan atau dipindahkan apa bila telah di tancapkan atau di taruh masyarakat susku sasak percaya bahwa apabila ada yang sengaja memadamkan atau memindahkan api tersebut maka orang tersebut akan mengalami hal buruk selama menjalankan ibadah puasa, Tradisi “Dile jojor” tersebut masih dilakukan hingga sekarang oleh masyarakat suku sasak.