Mohon tunggu...
Unang Muchtar
Unang Muchtar Mohon Tunggu... karyawan swasta -

lahir 2 Nov. di Bogor Sejak 1974 bekerja di Lembaga keuangan Bank dan non Bank. Hobby, olah raga, membaca dan menulis. Silakan kritik tulisan saya, karena prinsip saya, orang yang menghindari kritik adalah orang yang tak berbuat apa-apa, tak berinisiatif apa-apa, dan akan menjadi orang yang bukan apa-apa. Saya ingin menjadi teman bagi semua orang, bukan mencari teman. Olah raga membentuk jiwa sportifitas dalam setiap langkah dan gerak saya. 3 anak saya, bagai anak-anak panah yang harus saya lesatkan dan harus jatuh disasaran yang tepat.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Anak Muda Peduli Prita dalam Gambar...

15 Desember 2009   13:15 Diperbarui: 26 Juni 2015   18:56 324
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

15 Desember saya dan teman-teman datang ke jalan Langsat I No. 3 Kebayoran baru Jakarta Selatan, tempat dimana koordinator pengumpulan koin Peduli Prita dipusatkan.   Kedatangan kami kesana untuk menitipkan koin  Peduli Prita yang dapat kami himpun dari rekan-rekan di kompleks perkantoran kami di daerah Jakarta Utara. Jujur saya melihat pemandangan yang membanggakan sekaligus juga mengharukan.   Bagaimana tidak, disana kami melihat banyak anak muda sedang bahu membahu menghitung uang koin hasil dari pengumpulan masyarakat peduli Prita.   Belum lagi masih panjang antrian anak muda yang sedang mendaftar menjadi relawan untuk membantu menghitung uang koin yang terkumpul yang dari kuantiti (jumlah koin) memang sangat banyak. Gambaran bahwa anak-anak muda kota besar lebih suka berhura-hura atau mundar-mandir di mall, tidak seluruhnya benar.   Masih banyak generasi muda kita yang punya hati dan nurani, masih banyak anak muda yang mata dan hatinya tidak buta melihat ketidak adilah di Negeri ini.   Kita tidak tahu, mungkin saja diantara anak-anak muda itu orang tuanya justru Hakim atau Jaksa yang memutus kasus Prita.   Kalau saja ada, sang Hakim atau Jaksa mestinya kalau masih punya hati akan  menangis melihat kegiatan anak-anaknya. Mestinya mereka yang korup dan penguasa yang memanfaatkan kekuasaannya semata-mata untuk kepentingan atau nafsu pribadinya, tak peduli harus mengorbankan rakyat kecil, sekali lagi mestinya mereka punya rasa malu melihat kegiatan anak-anak muda di Jalan Langsat ini. Saya berharap, siapapun pemutus perkara Prita atau mereka yang membuat Prita teraniaya, bisa melihat kegiatan yang tulus dari anak-anak muda seperti dalam gambar ini. Adik-adikku kalian hebat ! UUB

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun