Mohon tunggu...
Gaya Hidup

Guru Unik dan Guru Jiwa

20 Februari 2017   05:56 Diperbarui: 20 Februari 2017   07:26 72
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gaya Hidup. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Guru Unik dan Guru Jiwa Setelah sekian lama saya duduk dibangku pendidikan, hal yang paling urgent dalam hidup saya adalah bagaimana saya bisa mengembangkan segala sesuatu yang saya dapat dari bangku sekolah itu, baik ilmu, pengalaman, dan lain sebagai nya. Terlepas dari hal itu tentu saja saya memiliki cara berbeda dengan orang lain dalam pengembangan diri, dan saya rasa memang semua manusia punya ciri khas tersendiri. Saya memilki guru yang sangat sabar waktu SMP dulu, mungkin sabar nya beliau belum saya temui lagi dari sosok guru sekarang. Beliau mengajarkan penuh dengan ikhlas, suaranya lembut dan kesabaran untuk memahamkan anak didik nya pun sangat luar biasa. 

Mungkin hal ini lah yang menjadi sebuah komunikasi batin antara anak didik dan seorang guru, karena guru yang memiliki sifat berbeda dari orang lain adalah guru yang benar-benar bisa dijdikan pedoman anak didiknya dalam pengembangan diri mereka. Begitu juga dengan guru yang terbiasa menghadapi sifat negatif anak didiknya, memberi arahan, memberi nasehat, memberi hukuman bahkan memberi hadiah. 

Mungkin ini juga disebut sifat “ Autentik “ yang harus dimiliki seorang guru, namun bagi saya guru yang seperti ini benar-benar bisa teringat oleh semua siswa nya, namun dalam hal hati masih jauh berbeda dengan guru yang saya jelaskan diatas. Karena sesungguhnya siswa hanya butuh penjelasan dan keikhlasan dengan hati dalam penyampaian ilmu, bukan hanya semata-mata memberi nasehat karena sifat negatif atau karena menjadi korban lampiasan emosi guru. Karena menurut Roberth ada 8 emosi , diantaranya : Trus, fear, surprise, sadness, anger, disgust, anticipation and joy. Salah satu dari emosi itu memang bisa membawa dampak positif maupun negatif , namun seorang guru harus mampu menjaga semua emosi itu untuk mengarah dalam hal positif. 

Suatu saat nanti ketika kalian menjadi seorang pendidik hal yang harus kita ingat adalah menjadi seorang transformer ilmu yang berbeda, ketika mereka menjelaskan dengan gaya biasa, maka kita harus dengan gaya luar biasa, ketika mereka menyampaikan dengan mulut tanpa keikhlasan , maka sampaikan dengan mulut disertai keikhlasan dari hati.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun