Mohon tunggu...
Ulfa Rahmatania
Ulfa Rahmatania Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Jakarta - Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Palang Pintu Ciri Khas Pernikahan Ala Betawi

23 Maret 2013   16:32 Diperbarui: 24 Juni 2015   16:21 518
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Bagi semua orang pernikahan merupakan sesuatu yang sakral dan membahagiakan. Semua orang pasti ingin menikah dan pada pesta pernikahan mereka ramai serta tidak akan pernah terlupakan. Anda dapat mencoba melihat pernikahan ala Betawi. Tahukah anda bahwa dalam adat betawi ada tradisi "palang pintu" . Tradisi ini merupakan budaya yang sudah turun-temurun. Dalam adat betawi, tradisi "palang pintu" diawali dari datangnya calon pengantin pria ke rumah calon pengantin wanita bersama dengan besannya (anggota keluarga besar) dengan membawa seserahan.

Setelah calon pengantin pria sampai di rumah calon pengantin wanita, ada perwakilan dari pihak wanita yang ada menhalangi perjalanan sang pria untuk menemui pujaan hatinya itu. Di sini akan ada balas pantun yang akan diwakili oleh seseorang yang dipercaya oleh masing-masing calon pengantin. Setelah balas pantun semakin memanas, mulailah salah satu pihak mengajak "duel" atau mengadu silat. Para palang pintu biasanya menggunakan pakaian khas Betawi, menggunakan baju, celana, sendal, peci, dan tak lupa gesper besar yang berwarna hijau.

Pertarungan ini memiliki syarat yaitu, jika pihak laki-laki yang menang maka calon pengantin laki-laki beserta keluarga besarnya boleh masuk ke rumah calon pengantin wanita. Namun, jika pihak wanita yang menang maka calon pengantin laki-laki diminta pulang kembali ke rumahnya dan meninggalkan rumah calon pengantin wanita.

Setelah syarat disepakati oleh kedua belah pihak, pertarungan pun terjadi. Mulai dari saling pukul, tendang, bahkan menggunakan golok sebagai senjata yang membuat suasana semakin tegang. Selama pertarungan dilangsungkan, kedua palang pintu akan saling menyerang. Namun, pada akhirnya palang pintu dari pihal calon pengantin laki-laki yang akan memenangkan pertarungan tersebut. Setelah pertarungan tersebut selesai, maka calon pengantin laki-laki dan keluarga besarnya dipersilahkan untuk masuk dan pernikahan dilaksanakan.

Begitulah tradisi palang pintu khas dari Betawi. Meskipun saat ini tradisi itu mulai jarang digunakan, tetapi kita sebagai generasi penerus bangsa harus tetap kita jaga dan mempertahankan tradisi khas Indonesia.

Hidup Indonesia!

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun