Commuter line atau yang biasa disebut Kereta Rel Listrik (KRL) merupakan salah satu mode transportasi yang mempunyai peminat paling tinggi di ibu kota. Hal ini terlihat dari data yang dilansir dari beritasatu.com bahwa pada tahun 2018, pengguna KRL mencapai 1 juta setiap harinya. Bahkan di tahun 2019, pengguna KRL ditargetkan mencapai 1,2 juta orang per hari! Wah jumlah yang sangat fantastis, bukan?
Hal ini tentu dikarenakan KRL mempunyai beberapa kelebihan dibanding mode transportasi lain seperti petunjuk yang mudah, harga yang terjangkau, dan yang paling penting adalah rasa aman yang memadai. Ya, berbeda dari bis yang masih dipenuhi tukang jualan dan pencopet, KRL cenderung lebih aman dari gangguan itu (walau terkadang ada saja yang mempunyai niat buruk).
Selain itu, petunjuk yang mudah juga menjadi faktor penting. Line antar KRL yang tidak terlalu banyak dan digambar dengan sederhana membuat orang-orang lebih mudah mengerti ketika hendak berpindah kereta. Saya sendiri lebih memilih naik KRL dibanding busway, karena menurut saya petunjuk KRL lebih mudah untuk dipahami.
Pemerataan pengguna KRL juga cukup baik. Saya sebagai salah satu penumpang yang hampir empat tahun rutin menaiki KRL, melihat bahwa mode transportasi ini diminati oleh semua golongan. Baik itu anak sekolah, anak kuliah, pekerja, hingga tak jarang juga lansia.Â
Meski begitu, generasi milenial yang konon mempunyai segudang aktivitas tetaplah menjadi golongan yang paling banyak menggunakan KRL. Tidak jarang juga generasi tersebut mempunyai tingkah unik yang sangat menarik untuk dibahas. Apa saja? Berikut ringkasannya...
1. Menyetel volume keras di earphone
Tidak ada salahnya memang ketika menggunakan earphone, hal itu jusru membuat orang di sekitarmu tidak terganggu dengan apa yang sedang kamu dengarkan. Yang menjadi lucu adalah ketika menyetel volume keras sehingga orang di sebelahnya ikut mendengarkan.
Hal ini pernah saya alami bukan hanya sekali, tapi beberapa kali dalam commuter line. Bahkan saking rapatnya jarak antara saya dan sang pemakai earphone, saya seperti ikut memakai earphone. Saya akhirnya sengaja ikut bernyanyi lagu tersebut dengan suara pelan dan menggerakan mulut, dengan harapan orang itu sadar dan segera mengecilkan volumenya. Namun ternyata ia tidak sadar hingga turun dari kereta.
Earphone yang seharusnya menjadi pelindung suara, justru menjadi pembagian suara. Terkadang menjadi hiburan tersendiri jika lagu tersebut memang sesuai dengan playlist kita, namun akan menjadi mengganggu jika lagu tersebut bukan genre yang sering kita dengarkan.
Maka, tidak ada salahnya untuk mengecek volume earphone sebelum memakainya.