Mohon tunggu...
Tommy Setiawan
Tommy Setiawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pribadi

Hanya pembaca dan pemerhati. Bukan penulis. Tapi kadang-kadang menuangkan pikiran atau ide atau perasaan yang bergejolak.

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop

Ahok Bisa Dikalahkan...

16 September 2016   15:46 Diperbarui: 16 September 2016   18:23 874
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar : http://assets.kompas.com/data/photo/2016/09/14/1337126sandiaga780x390.jpg

Judul tulisan ini bagi beberapa Ahok followers akan membuatnya marah, jika hanya membaca judulnya saja. Saya tahu itu, makanya saya beri titik-titik bukan tanda seru. Artinya, Ahok bisa dikalahkan oleh calon lawannya, jika para lawannya memiliki program yang minimal sama dengan program yang sudah dijalankan Ahok sekarang, atau lebih baik dari sekarang.

Perhelatan pemilihan kepala daerah khusus Ibukota (Pilkada DKI) tinggal beberapa bulan lagi. Namun genderang perang sudah dikumandangkan oleh para lawan sang Petahana. Sebut saja misalnya Sandiaga Uno-Mardani Ali (walaupun belum resmi diumumkan oleh partai pengusung), ada Prof. Yusril Ihza Mahendra, ada juga nama Yoyok Riyo, bupati Batang, Risma, walikota Surabaya. Dua nama terakhir dikabarkan hanya sekedar penghibur suasana karena mereka tidak mau “diadu” untuk bertarung dengan  Ahok.

Sebagaimana kita ketahui, banyak pesaing Ahok yang siap maju menjadi cagub DKI. Namun dari semua yang maju, tidak ada satu pun yang mengusung atau minimal mewacanakan sebuah perubahan untuk Jakarta yaitu pembangunan. Uniknya, mereka yang maju memiliki “lagu” yang sama, yaitu Mengalahkan Ahok! Alias Asal Bukan Ahok! Mengapa? Di dalam hati mereka, mereka tidak sudi Jakarta dipimpin oleh seorang non muslim, non pribumi. “Ini Betawi, bung!” tegas salah satu pengusung cagub. Mereka seakan dibutakan mata dan hatinya oleh kebencian  dan kedengkian kepada seorang Ahok. Mereka lupa dan tidak menyadari apalagi mau mengakui, bahwa di bawah kepemimpinan Ahok, Jakarta mulai ada perubahan, walaupun belum semua. Catat... belum semua buka tidak semua. Mengubah sebuah kota itu membutuhkan waktu yang tidak sedikit. Tapi komitmen seorang Ahok untuk menjadikan daerah yang dipimpinnya menjadi baik, ia lakukan dengan caranya, yang dimanfaatkan oleh para pesaingnya, yaitu kata-kata kasar, tidak sopan, tidak santun. Mereka lupa bahwa tidak akan ada asap jika tidak ada api. Artinya, Ahok berkata kasar, terkesan arogan, karena ia melihat banyak ketidak-beresan di dalam tubuh jajarannya. Mulai dari korupsi, permainan anggaran, mafia proyek, dan lain-lain. Ahok benci kepada semua itu. Wajarkah jika marah pada sesuatu yang buruk? Dengan kata lain, jika dikasih tahu dengan baik-baik tidak mempan, maka terpaksa harus dikasarin. Tapi memang jika rasa benci sudah menumpuk, apa pun kebaikan yang dilakukan seorang Ahok, tidak akan dianggap.

Ahok tidak hanya bicara, tidak omdo. Dia melakukan. Dia mengubah apa yang tidak dia sukai dengan sesuatu yang benar sesuai aturan dan hukum, dia merombak kebiasaan buruk yang telah terjadi turun temurun sejak zaman sebelum dia menjabat. Dan apa yang dia lakukan semuanya adalah untuk kepentingan rakyat DKI Jakarta. Birokrasi di pemerintahan bawah seperti kelurahan misalnya, dilakukan pembenahan di bidang adminitrasi dan pelayanan. Rakyat Jakarta sekarang senang karena untuk mengurus Akta Lahir, KTP, atau KK misalnya, tidak ada lagi selipan amplop. Semuanya gratis. Soal pendidikan, pemerintah DKI menerbitkan KJP. Bidang kesehatan, ada BPJS. Dan semua program yang sudah dijalankan sejujurnya dirasakan pula oleh seluruh penduduk DKI. Artinya program yang dijalankan pemerintahan Ahok, sudah bisa dinikmati oleh semua penduduk Jakarta, tak terkecuali oleh para cagub pesaing Ahok dan keluarga.

Jakarta bersih karena petugas PPSU yang bekerja siang dan malam. Mereka bekerja rajin, terus terang  karena kesejahteraan mereka terjamin dengan gaji UMP yang mereka dapat. Jakarta bersih warga senang.

Ada cagub yang naik busway, naik angkot Metromini, agar terkesan membela rakyat kecil. Ada yang blusukan ke pasar dengan memakai kaos mickey mouse, sambil meminta dukungan pedagang di sana. Itu sah-sah saja, namun sayang... mereka hanya mencontek. Karena apa yang mereka lakukan sudah dilakukan oleh Jokowi (semasa menjadi Gubenur DKI) dan Ahok. Jadi apa yang dilakukan para cagub pesaing Ahok semua itu tidak ada yang baru. Mereka miskin ide. Tidak punya inovasi. Bahkan mereka tidak tahu apa yang akan mereka lakukan jika mereka memang terpilih menjadi DKI-1. Karena memang dari awal, tujuan mereka hanya satu, “Kalahkan Ahok!”

Ahok menyadari fenomena seperti ini. Dan dia sudah mempersiapkan segala sesuatu untuk perbaikan dan perubahan Jakarta jika ia tidak lagi menjabat menjadi gubernur DKI karena “dikalahkan” oleh pesaing. Salah satunya dengan membuat e-budgeting yang akan berlaku tahun 2017. Dengan e-budgeting, semua anggaran dibuat transparan, tidak bisa lagi dipermainkan apalagi dikorupsi. Ahok sadar, ia bekerja untuk rakyat Jakarta, dan ia ingin menyelamatkan uang rakyat dari garong-garong berkerah dan berdasi.

Pertanyaan sekarang, adakah para pesaing Ahok yang berani mewacanakan atau menjanjikan dengan suara lantang akan memberantas korupsi? Memberantas mafia? Menolong rakyat kecil dengan menempatkan mereka di tempat yang lebih bagus dari rumah susun sekarang? Menggaji para petugas PPSU dengan gaji yang lebih tinggi dari sekarang? Atau memecat PNS yang malas, tidak bisa bekeja sama? Berani melawan ketidakadilan? Atau apa lah pokoknya yang lebih bagus dan lebih hebat dari program Ahok sekarang?

Jika ada, dan memang bisa diuji, berarti benar, bahwa Ahok bisa dikalahkan.

Salam perubahan untuk Jakarta!

Mohon tunggu...

Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun