Ada beragam cara dan gaya orang untuk menarik para pelanggan,agar berbelanja di toko toko mereka. Dari mulai diskon besar besaran,parkir gratis dan layanan prima.Salah satu contoh adalah yang dilakukan oleh supermarket yang berlokasi di Morley Market,yang lokasinya berdampingan dengan Conventry Village.
Karena lokasinya cukup jauh dari pusat kota .Lapangan parkir yang sangat luas dan gratis,merupakan salah satu daya tarik yang cukup menarik,mengingat dibeberapa pusat perbelanjaan di pusat kota,tarif parkir satu jam berkisar antara 4 - 5 dolar atau setara Rp.50.000.--Disamping itu ,bagi yang berbelanja dalam jumlah cukup banyak,diberikan kardus untuk membawa barang barang belanjaannya.
Hari ini,ada kejutan baru,yakni ketika orang tua sibuk berbelanja,maka agar anak anak yang ikut serta tidak bosan dan merengek rengek,disediakan keranjang berisi buah apel, jeruk dan pir.
Anak anak boleh makan sepuasnya, namun tidak boleh dibawa pulang. Namun sambil menemani istri berbelanja,saya melirik ketempat buah, tampak satu dua orang anak,yang mengambil apel atau buah pir. Tapi tidak tampak antusias,seperti lazimnya anak anak diberikan kesempatan makan buahan gratis. Apakah mungkin karena sudah bosan kerena dirumah mereka juga banyak buah tersedia,tentu saya tidak menanyakannya
Begitu memasukki gerbang supermarket ini,sudah tampak bahwa yang berbelanja disini sebagian besar adalah orang asal dari Asia dan Timur Tengah. Karena disini, ada kios daging halal dan Cafe Sultan. Dalam area ini pengunjung tinggal memilih mau berbelanja di pasar tradisional atau di supermarketnya. Rata rata harga barang barang disini,lebih murah sekitar 30 hingga 50 Â persen dibandingkan dengan bilamana berbelanja di Mall megah di kota.
Dari luar,tampak tak ubahnya bagaikan gudang penyimpan barang,namun didalamnya sangat apik dan terjaga rapi Karena berbagai fasilitas dan daya tarik yang ditampilkan maka kendati jaraknya cukup jauh dari pusat kota,pasar Morley ini selalu ramai dikunjungi.
Bagaimana sekiranya di Indonesia,juga diterapkan gaya yang sama,yakni sementara orang tua berbelanja,maka anak anak dapat menikmati buahan sepuasnya? Mungkinkah  pasar tradisonal semakin ramai dikunjungi?Â
catatan : semua gambar adalah dokumentasi pribadi
Tjiptadinata Effendi.