Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Menyerah Berarti Mati

24 Juli 2017   09:48 Diperbarui: 25 Juli 2017   11:01 1274
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

depositphotos

Dalam kisah kisah perampokan,yang mungkin saja benar benar terjadi atau mungkin juga sebuah ilustrasi,hampir selalu terdapat kalimat :" Menyerah atau mati!"  Serahkanlah apa saja yang diminta atau kita akan mati dibunuh. Tapi dalam ruang kehidupan lainnya,justru yang terjadi adalah sebaliknya,yakni :" menyerah berarti mati!"
Menyerah berarti tidak lagi ada lagi upaya untuk bangkit dari keterpurukan hidup. Menyerah pada nasib dan menjadi putus asa. Akibatnya seluruh daya daya hidup menjadi tergerus .Menjadi apatis terhadap lingkungan,termasuk bersikap masa bodoh terhadap keluarga dan diri sendiri.Kalaulah hal ini dibiarkan berlanjut,maka sudah dapat dibayangkan apa yang akan terjadi.
Jatuh dan Bangun Lagi
Tak seseorang yang tidak pernah gagal dalam hidupnya. Seperti yang di sebutkan dalam the wisdom words :" If you do no wrong, means you do nothing".Artinya ,orang yang tidak pernah berbuat salah,adalah orang yang tidak melakukan apapun di dalam hidupnya.Silakan telusuri kisah kisah orang sukses di negeri kita.Bagamana mereka mengawali hidupnya sebagai pekerja kasar .jatuh dan bangun dari kegagalan demi kegagalan,sehingga kelak menjadi orang orang sukses  di bidangnya. Atau silakan baca kisah hidup Gho Thong, orang Cina yang tidak bisa berbahasa Inggeris

Merantau ke Malaysia,hanya dengan uang puluhan dolar .Ketika berniat membangun hotel di Genting Highland,ditertawakan dan dianggap orang sinting. Tapi tengok kini hasilnya.. First World Hotel menjadi hotel terbesar didunia dan Genting Highland merupakan salah satu pusat hiburan keluarga di Asia. Gho Thong sudah tiada ,tapi namanya sudah diabadikan bukan hanya di Malaysia,tapi di dunia. Orang yang mampu membangun istana diatas bukit..

Kegagalan adalah anak tangga menuju sukses.Siapapun adanya diri kita, pasti tidak pernah lepas dari jatuh bangun. Tapi efek atau akibat yang ditimbulkannya, bisa jadi sangat berbeda. Ada yang begitu jatuh, terus terpuruk dan tidak pernah bangkit lagi.Sebaliknya ada orang yang jatuh bangun berkali kali,namun tetap masih mampu berdiri,untuk melanjutkan perjalanan hidupnya.

Penyebab Kegagalan Bisa Datang Dari Mana Saja
Kegagalan bisa dipicu oleh apa saja.Bisa dari hal hal atau kejadian yang berasal dari faktor eksternal atau diluar diri,tapi ada juga penyebab kegagalan justru berasal dari dalam diri kita sendiri. Usaha yang baru saja dibangun,mengalami kerugian,sehingga harus tutup buku. Keinginan yang mengebu gebu untuk mengubah nasib ,dari seorang karyawan ,menjadi pengusaha,ternyata karena tidak ada pengalaman sama sekali,merugi terus.Sehingga bukan saja menghabiskan seluruh modal ,bahkan meninggalkan utang yang cukup banyak.

Atau sedang maju majunya usaha,tenyata toko atau kedai yang dimanfaatkan  sebagai tempat usaha,harus dibongkar paksa,karena masalah perijinan.  Atau mungkin juga kesuksesan yang sudah di raih dengan berkerja keras  selama belasan tahun,tiba tiba mengalami kendala,sehingga harus ditutup.

Kegagalan Bukan Berarti Semuanya Sudah Berakhir
Maunya  kita: sekali berhasil mengubah hidup, maka janganlah pernah jatuh lagi.  Tapi hidup tidak dapat dipatok berdasarkan maunya kita. Karena hidup  penuh dengan misteri yang seringkali tidak terjangkau oleh nalar dan  kemampuan berpikir kita. Ada begitu banyak hal yang sebelumnya sama  sekali tidak termasuk dalam prediksi kita,tiba tiba saja bisa terjadi
Dalam keterpurukan hidup, yang nomor satu menjadi prioritas adalah hindari saling  menyalahkan.Sebaliknya hendaknya saling menguatkan didalam keluarga.Saling menyalahkan hanya akan membuat hidup akan semakin terpuruk.  Bila hal ini dibiarkan,akan menciptakan frustuasi yang dapat menghancurkan seluruh kehidupan berkeluarga

Meratapi  kegagalan,tidak akan mengubah apapun ,selain dari memperburuk   keadaan.Jalan terbaik adalah bangun dan bangkit dari keterpurukan . Maka satu satunya jalan terbaik adalah   mulai membangun kembali dari puing puing keruntuhan ini. Tidak mudah   memang,tetapi inilah jalan agar bisa bangkit lagi .Dalam hal ini ,mungkin kita bisa belajar dari sepasang burung pipit yang tidak berdaya. Ketika sarangnya hancur diterpa hujan badai dan berserakkan ditanah,mereka mulai lagi memunguti selembar demi selembar rumputan kering untuk membangun sarangnya. Dan sepasang pipit ini bekerja sama mulai dari awal lagi.Masa iya kita kalah dari burung pipit?
Catatan Tambahan
Tulisan ini ditulis berdasarkan cuplikan dari biografi pribadi. Profesi yang pernah saya jalani adalah: guru SD dan SMP - buruh di Pabrik Karet - Penjual kelapa di Pasar Tanah Kongsi Padang- Kuli bongkar muat barang- pedagang keliling - pengusaha  dan penulis.Satu satunya yang tidak pernah saya perankan dalam hidup adalah pengangguran.Ketika terpuruk,sakit ,muntah darah akibat kecelakaan,hampir mati berkali kali,tapi  terus bekerja dan tidak pernah menganggur . Pernah masuk tahanan dua kali ,masuk dalam daftar DPO Kepolisian Surabaya.Hasil dari kerja keras dan dukungan istri tercinta ,kami bersyukur,walaupun tidak semuanya serba sempurna,tapi dapat menikmati hidup menua dalam kecukupan.
Pilihan ada ditangan kita masing,  Your choise is your life.
Tjiptadinata

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun