Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Mencintai Pekerjaan yang Bukan Passion

9 Desember 2016   17:55 Diperbarui: 9 Desember 2016   18:20 587
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Mencintai Pekerjaan yang Bukan Passion, Memangnya Mudah?

"Carilah pekerjaan yang sesuai passion,agar dapat meraih sukses !" Sebuah kalimat yang memang mudah diucapkan dan enak di dengar.Tapi emangnya segampang itu ,memilih pekerjaan yang sesuai passion? Boro boro pekerjaan sesuai passion,cari kerja yang bertolak belakang dengan latar belakang pendidiikan saya susah susah, gimana pula mau milih milih. Emangnya dunia kerja itu sudah di kapling kapling menjadi milik kita?Jadi kal[au ada Motivator yang mengajarkan demikian, nggak usah dijadikan pegangan ,karena bisa bisa kita tidak dapat pekerjaan sama sekali. Karena dalam hidup itu ,amat jarang kita berada dalam posisi yang menentukan atau dalam bahasa kerennya menjadi "decision maker"

Malahan kalau mau dipercentasekan ,lebib banyak orang yang posisinya berada dalam satu titik rawan ,yakni :" take it or leave it" .Terima atau tinggalkan.

Nah,bilamana kita dihadapkan pada posisi,harus menjalani sebuah pekerjaan ,yang sama sekali tidak bersinggungan dengan passion kita,bahkan merupakan dunia yang berbeda sama sekali,bagaimana sikap kita menghadapinya?

Hal ini,agaknya belum pernah dijelaskan oleh para Motivator tangguh dan beken.Karena garis telapak tangannya mengantarkan mereka naik panggung,tanpa harus menjalani  penempaan di kawah candradimuka .

Harus Mulai dari Nol

Bercerita tentang pengalaman orang lain,tentu yang dapat kita katakan adalah :" katanya" atau "menurut ceritanya" . Maka jalan terbaik adalah bercerita tentang pengalaman diri sendiri,walaupun bukan kisah heroik dan juga jauh dari kisah spektakuler.Tapi berpijak dari kisah nyata dan suka duka dalam menjalani hidup ,bersama pekerjaan yang awalnya sama sekali tidak dikenal,sehingga jatuh cinta.

Memilih pekerjaan itu dapat diibaratkan dengan orang mencari jodoh. Ada yang beruntung menemukan jodoh,sesuai dengan "passionnya"Tapi ada juga yang menikah ,karena dijodohkan atau karena itulah jalan yang terbaik baginya dan bagi keluarganya. Setelah menikah ,bagaimana caranya berusaha ,agar mencintai pasangannya,yang pada awalnya sama sekali tidak dicintainya.

Dalam hal jodoh,saya beruntung,sejak SMA saya sudah menemukan jodoh,sesuai passion saya dan hingga kini kami sudah melalui hidup pernikahan selama 51 tahun,dengan melalui suka dan duka kehidupan.

Tapi dibidang pekerjaan,saya yang berlatar belakang bidang pendidikan,harus masuk dalam kehidupan,yang bukan habitat saya.Maka sungguh merupakan sebuah perjuangan yang berat,hingga akhirnya saya jatuh cinta pada pekerjaan saya,yakni sebagai pengusaha.

Dari Penjual kelapa ,yang setiap hari bercelana dekil dan berbaju kaos ,serta sandal jepit,tiba tiba saya harus membiasakan diri, duduk dikantor.  Semua gerakkan saya pada awalnya ,jadi serba kikuk. Harus mengenakan sepatu, yang selama satu minggu membuat tumit saya lecet lecet,sudah membuat saya merasa tersiksa. Belum lagi mengenakan pakaian lengan panjang,celana yang rapi dan ketika menghadap ke bank,pakai dasi. Bagaimana mengenakan dasi saja ,sungguh sungguh saya tidak tahu.Syukur istri saya yang selalu memasangkan keleher saya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun