Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Jangan Biarkan Keluarga Jadi Tumbal

29 Maret 2017   10:59 Diperbarui: 29 Maret 2017   19:00 1154
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

ketika diskusi atau perdebatan hadapi jalan buntu,maka gunakanlan bahasa cinta. Karena bahasa cinta,memiliki kekuatan untuk meniadakan jurang pemisah antara pasangan hidup/tjiptadinata effendi

Pengertian :"tumbal" adalah orang yang dikorbankan ,untuk mencapai sesuatu tujuan. Tempo dulu berkembang kisah kisah horor,bahwa setiap kali ada pembangunan jembatatan atau gedung gedung,maka akan ada  "orang rantai"  atau terpidana perjara yang sengaja dilepas Dan diberi tugas untuk melakukan pengayauan atau pemotongan kepala anak anak, Untuk di tanam dan dijadikan tumbal. Karena ada keyakinan,bahwa kekuatan roh dari kepala anak tersebut akan mampu memberikan kekuatan ganda dan melindungi pengguna jembatan ,maupun gedung yang dibangun . Hal ini bukan isu,tapi benar benar terjadi,hanya tidak ada yang berani mengungkapkan secara terang terangan. 

Kemudian Presiden Soekarno ,mencanangkan gaya baru,yakni ketika membangun (kalau tidak salah ingat) Hotel Indonesia dan Gedung Sarinah, yang dijadikan tumbal adalah kepala kerbau. Dan hal ini dilakukan dengan seremonial resmi. Sejak saat itu,secara berangsur ,pengayauan kepala anak anak semakin berkurang, 

Namun dalam tulisan ini,yang dimaksudkan dengan :"tumbal" tentu tidak berarti memotong kepala,tapi dalam pengertian yang lebih luas adalah menjadi korban,untuk mencapai tujuan.

Terobsesi Kejar Target ,Jangan Sampai Keluarga Jadi Tumbal

Setiap orang yang ingin hidupnya berubah menjadi lebih baik,harus memiliki impian impian tersendiri. Karena impian adalah sarana dan prasarana bagi manusia untuk mencapai cita cita hidupnya. Untuk menjadikan impian menjadi sebuah realita,tentu saja adalah sangat wajar,bila kita memberi target target kepada diri sendiri.Karena target merupakan jalan untuk memotivasi dan memompa semangat juang ,untuk meraih cita cita kita.

Akan tetapi ,akibat terobsesi untuk secepat mungkin mewujudkan impiannya, sering kali orang melupakan atau mengabaikan hal hal yang sesungguhnya tidak kalah penting,dibandingkan dengan pencapaian pencapaian yang didambakan,yakni keutuhan rumah tangga.

Karena kesuksesan tidak dapat berdiri sendiri,melainkan tetap terpaut dengan tujuan kita meraih sukses dalam hidup ini.Kesuksesan pribadi yang tidak disertai dengan keutuhan keluarga,akan menjadi sukses semu. Yang hanya berpijak pada pencapaian secara materi semata.

Selalu Ada Riak Dalam Kehidupan Berumah Tangga

Hidup memang merupakan karunia Tuhan yang terindah bagi setiap insan. Namun tentu tidaklah berarti bahwa hidup itu selalu bagaikan kisah kisah Cinderella atau sejenisnya, selalu ditutupi dengan happy ending berikut kalimat :" mereka menikah dan sejak saat itu hidup berbahagia selama lamanya"

Dalam kehidupan nyata,betapapun  taatnya seluruh anggota keluarga dalam hal ibadah dan kendati seluruh anggota keluarga selalu berusaha untuk santun ,saling asah dan saling asuh,tetap saja ada riak riak kecil,yang tidak dapat dihindarkan. Bisa jadi pasangan hidup tidak seratus persen setuju tentang apa yang menjadi cita cita kita. yang dapat berakibat terjadinya benturan benturan kecil,ketika membicarakannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun