Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Di Kala Hati Kita Sedih, Ada yang Curhat

13 Februari 2020   07:40 Diperbarui: 13 Februari 2020   08:17 468
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi : https://www.crosswalk.com/

Bagaimana Sebaiknya Sikap Kita?

Selama orang masih punya perasaan, maka siapapun dirinya pasti suatu waktu bisa menjadi sedih karena berbagai alasan. Nah, disaat hati kita sedang sedih atau menghadapi masalah rumit, eee tetiba ada masuk pesan via japri yang isinya curhat masalah yang dihadapinya. 

Kalau mengikuti emosi kita yang sedang tidak mood, mungkin sikap kita adalah mengabaikan pesan tersebut atau malah balik membalas dengan pesan "Maaf, saya sendiri sedang hadapi masalah, saya tidak punya waktu untuk dengar curhat anda." Nah,s ebagai orang yang tahu dan paham tentang arti dan makna "tenggang rasa", tentu kita tidak akan memilih salah satu dari respon negatif tersebut diatas.

Maka kita dapat mengambil tindakan yang tidak melukai orang lain dan tidak menyudutkan diri kita sendiri. Karena kalau kita langsung menjawab, maka tidaklah mudah bagi dalam suasana hati yang lagi risau memberikan solusi bagi teman yang curhat. Bahkan bisa saja kata kata yang terucapkan akan bernada kasar dan bukan merupakan sifat kita.

Kalau kita jawab secara terus terang "Maaf ya mas, saya sendiri sedang hadapi masalah besar" Bagaimana reaksi dari orang yang mau curhat? Bisa jadi merasa dirinya bersalah, karena telah mengganggu waktu kita atau bisa juga dianggap sifat kita sudah berubah dan tidak ingin lagi melanjutkan hubungan persahabatan dengan dirinya. Jangan lupa, orang yang sedang dirundung masalah sangat sensifit dan mudah terpancing emosi.

Menjawab Secara Diplomatis

Cara terbaik adalah tetap menjawab pesan masuk, baik lewat WA ataupun panggilan telepon dan memberikan jawaban diplomatis "Oya, maaf ya mas, nanti saya kontak lagi ya, saya masih di jalan ya" atau "Maaf ya mas, sedang ada tamu, segera akan saya jawab ya". 

Nah, jawaban diplomatis ini akan dapat diterima oleh lawan komunikasi kita tanpa melukai perasaan orang lain dan tanpa menyudutkan diri kita untuk mencari jawaban bagi masalah orang lain, sedangkan masalah kita sendiri belum ditemukan solusinya.

Kalau pun sesungguhnya tidak ada tamu, nggak apa apalah berbohong sedikit. Kalau merasa  berdosa, maka silakan dibebankan pada rekening dosa saya, karena saya yang menyarankan. Catatan dosa saya juga sudah menumpuk, jadi ditambah sedikit lagi juga tidak masalah.

Apa Yang Sudah Retak Tidak Mungkin Lagi Bisa Pulih Seperti Semula

Ibarat Porselen yang harganya mahal, bila sudah retak maka walaupun sudah dipoles tetap saja tidak bisa pulih seperti semula dan jelas nilainya sudah sangat berkurang. Begitu juga dengan hubungan persahabatan dan  kekeluargaan kita yang sudah terjalin selama bertahun tahun bisa retak hanya karena kita memberikan jawaban yang tidak pas dan melukai hati orang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun