Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Apakah Perlu Tindak Kekerasan untuk Unjuk Wibawa?

14 Maret 2019   07:11 Diperbarui: 14 Maret 2019   07:44 222
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Wibawa Terlahir Dari Sikap Mental

Dalam perjalanan hidup kita bertemu dan bergaul dengan segala lapisan masyarakat yang terdiri dari berbagai latar belakang sosisal, pendidikan, budaya dan agama. 

Ada orang yang begitu kita jumpai untuk pertama kalinya,menghadirkan rasa hormat dalam diri kita.terlepas dari suku mana atau posisinya dalam pekerjaan. 

Sebaliknya,bisa jadi kita ketemu dengan seseorang yang kaya atau mungkin saja pejabat,tapi tidak sedikitpun ada rasa hormat yang terbit dari lubuk hati kita,menyaksikan sikap yang dikedepankannya. 

Dilain kesempatan,ketika kita hadir dalam sebuah acara dan ada yang memberikan kata sambutan,maka semua mata tertuju,kepada sosok yang tampil sebagai pembicara didepan. 

Dalam hanya hitungan beberapa detik,kita sudah dapat menentukan,bahwa orang yang  sedang berbicara di depan forum adalah sosok yang memiliki wibawa atau tidak. 

Kalau bahasa tubuh yang dikedepankan ,menunjukan bahwa ia meremehkan  orang yang hadir,maka sejak detik itu,hadirin tidak lagi akan tertarik apa yang dikatakannya.Mungkin saja orang tetap diam ,tapi pikiran sudah tidak lagi fokus pada apa yang dibicarakannya.

Tindakan Adalah Perwujudan Apa Yang Ada Dihati Kita

Melihat ada orang yang menjadi korban tabrak lari dan tidak ada orang yang menolong,maka tanpa menengok terlebih dulu, siapa yang jadi korban secara serta merta kita hentikan kendaraan dan mengangkatnya, serta membawa kerumah sakit.

Hal ini  hanya dapat dilakukan,bila dalam hati kita memang sudah tertanam, bahwa menolong orang adalah bagian dari diri kita. Di sisi lain bila suatu waktu berhadapan dengan kondisi yang tidak menyenangkan, seperti diklakson berulang kali, tentu saja membuat kita merasa kesal, tapi bukan berarti kita turun dan kendaraan dan langsung menghajar Pengemudi yang tidak  tahu aturan tadi.

Unjuk Wibawa ,Tidak Akan Tercapai Dengan Tindak Kekerasan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun