Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Tidak Ada Orang yang Terlahir Jahat! Benar atau Salah?

12 Februari 2019   08:42 Diperbarui: 12 Februari 2019   09:03 379
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Tapi Bisa Jadi Kita Yang Menyebabkan Orang Menjadi Jahat

Pada umumnya,hampir semua orang merasa dirinya adalah orang baik baik. Bahkan koruptor bisa tersenyum manis didepan kamera,walaupun sudah mengenakan rompi kebesaran KPK, lantaran merasa dirinya tidak bersalah. Menurut mereka kekayaan yang diperoleh dari korupsi adalah jalan lain dari rezeki yang diberikan Tuhan. 

Boleh jadi,mereka keliru dalam menerjemahkan lagu :" Hidup adalah sebuah kesempatan" ,yang seharusnya,diterjemahkan,memanfaatkan waktu yang ada untuk berbuat kebaikan,sehingga ketika kita sudah menua dan tubuh tidak lagi mampu melakukan  kebaikan,setidaknya hidup kita sudah berarti. Tapi itu kata kita, para koruptor merasa berhak menerjemahkan bahwa kesempatan hanya datang sekali saja,maka ketika ada  kesempatan untuk memperkaya diri,mengapa di biarkan  berlalu begitu saja?

Tidak Berbuat Kejahatan,Bukan Serta Merta Menjadikan Diri Kita Orang Baik

Banyak orang berpikir, bila tidak melakukan tindak kejahatan berarti kriteria menjadi orang baik sudah terpenuhi. Padahal hanya dengan berdiam diri saja,tidak jarang kita sudah melakukan sebuah kesalahan besar. Contohnya: Anak tetangga terjatuh dari pohon dan kita menyaksikannya. Namun karena merasa tidak bersalah,karena ia terjatuh diperkarangan rumahnya ,entah karena dahan pohon yang dipanjat sudah rapuh atau entah karena tergelincir.

Teman temannya yang ada disana,berteriak teriak :"Om tolong om !" tapi kita pura pura tidak mendengarkan. Karena tidak ingin ikut terlibat maka kita pura-pura tidak tahu dan masuk kamar sambil nonton tv. Karena tidak ada yang menolong sementara darah keluar terlalu banyak anak tetangga meninggal dunia. Kita tidak berbuat apapun tapi secara moral,kita salah atau tidak ya?

Ketika orang tuanya pulang dan mendengarkan dari teman teman anaknya, bahwa mereka sudah minta tolong tapi  kita tidak mau menolong, bagaimana perasaan mereka terhadap diri kita sebagai tetangga yang tidak mau menolong anak mereka yang terjatuh? Timbullah rasa kebencian terhadap orang kaya! 

Apakah orang yang membiarkan anak tetangga jatuh tanpa menolong sehingga anak tersebut meninggal lebih baik daripada seorang koruptor? Tipe orang seperti ini,dapat disebut sebagai :"Silent Killer",Pembunuh yang tidak bersalah secara hukum.

Tebang Pohon 

Dipekarangan kita tumbuh sebatang pohon mangga yang berbuah lebat.Tapi justru dahan yang sarat dengan buah ,condong  dan masuk kedalam wilayah tetangga. Maka setiap hari,ada saja mangga yang jatuh dipekarangan tetangga dan anak tetangga berusaha mengembalikan kepada kita.Tapi karena gengsi, masa iya mau rebutan mangga dengan anak anak,maka kita katakan:"Ambil saja untuk kamu ya "Tapi diam diam,timbul rasa iri dalam hati dan pikiran jahat menggoda:"Enak benar,gua yang punya pohon,koq anak tetangga yang menimati buahnya?" Maka ,seperti biasa setan menang dan kita membayar orang untuk menebang pohon  mangga tersebut.  

Secara hukum,kita sama sekali tidak salah,karena yang ditebang adalah pohon mangga di pekarangan sendiri.Tapi sejak saat itu,anak anak tetangga kehilangan kegembiraan mereka,karena tidak pernah lagi mendapatkan mangga ranum yang jatuh.Secara moral.kita itu salah atau nggak yaa?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun