Tulisan Dapat Menjadi Prasasti  Yang Membanggakan, Tapi Juga Dapat Mempermalukan
Tulisan adalah gambaran dari jiwa Penulisnya .Seseorang ,tidak mungkin dapat menuliskan cerita humor,bila ia tidak memiliki sense of humor dalam dirinya.Artinya,memang ada sifat melucu dalam diri penulisnya. Begitu juga sebuah tulisan tentang wisata,hanya dapat dituliskan oleh orang yang hobbi traveling. Tulisan yang bernada kebencian,terbit dari jiwa orang yang memang menyimpan kebencian,dalam jiwanya,terhadap komunitas tertentu. Walaupun mungkin akurasinya,tidak mencapai 100 persen,namun secara garis besar ,tulisan seseorang menggambarkan kepribadiannya.
Seperti pribahasa dalam bahasa Inggeris:" You are what you think",maka dapat dikatakan juga  bahwa:"You are what you write" ,Karena tulisan terlahir dari rahim pikiran dan hati seseorang. Jari jemari hanyalah merupakan insturment yang mengikuti perintah otak dan hati. Semakin banyak orang menulis,maka semakin mendalam kita dapat menyenguk kedalaman jiwanya.
Sebuah tulisan ,akan berusia jauh lebih panjang daripada usia Penulisnya.
Kelak kalau kita sudah tidak ada lagi di dunia ini,hasil karya tulis kita masih dibaca orang,termasuk anak cucu dan mungkin juga cicit buyut kita. Mereka akan dengan bangga ,bercerita pada teman temannya,sambil memperlihatkan karya tulis kita,bilamana memang tulisan kita memiliki konten yang patut dibanggakan.Akan tetapi sebaliknya,bilamana tulisan kita isinya, hanyalah berisi tebar kebencian atau hal hal yang berbau anti sosial,maka hal ini akan merupakan warisan yang mempermalukan anak cucu kita kelak.
Buah pemikiran bersifat abtrak dan tidak terjamah oleh indra penglihatan, maupun pendengaran . Namun melalui tulisan, maka orang telah menuangkan  atau menjelmakan apa saja yang ada dipikiran dan hatinya, dalam bentuk tulisan. Maka semakin banyak menulis, berarti semakin banyak jualah seorang Penulis menampilkan dalam bentuk nyata,apa saja yang ada dalam pikiran dan hatinya.
Tulisan ini,jelas bukanlah sebuah hasil penelitian yang bersifat ilmiah,yang dapat dibuktikan  melalui pembuktian yang postulat, melainkan sebatas merupakan sebuah sudut pandang dari seorang warga biasa. Yang berusaha  untuk senantiasa menuliskan hal hal yang tidak akan mempermalukan anak cucu kita kelak, dengan menjauhkan diri, dari tulisan yang menyiratkan kebencian dan prilaku yang tidak patut ditampilkan.
Bukan hanya untuk menjaga kehormatan diri pribadi, tetapi sekaligus menjaga dan melindungi anak cucu serta keluarga,dengan tidak meninggalkan prasasti , yang  kelak akan mempermalukan anak cucu mereka seumur hidup.
Tjiptadinata Effendi