Di Australia Orang Indonesia Jadi Pemilik Toko dan Restoran
Bagi yang mungkin belum berkesempatan berkunjung keluar negeri,umumnya mengira bahwa orang Indonesia keluar negeri itu semuanya jadi TKI. Hal ini karena sejak dulu,yang dihembuskan oleh media sosial adalah sisi negatif dari bangsanya sendiri. Seakan orang Indonesia keluar negeri,tahunya cuma jadi :"babu" di negeri orang. Karena itu saya merasa terdorong untuk menuliskan artikel ini,agar ada informasi yang berimbang
dapur Jen's restoran indonesia ,pemiliknya bu Yenni orang Padang,/dokumentasi pribadi
Bahwa banyak tenaga kerja Indonesia yang kerja sebagai Pembantu rumah tangga di negeri orang,tentu tidak perlu ditutup tutupi.Karena jauh lebih terhormat jadi pembantu atau jadi kuli di negeri orang,ketimbang jadi benalu di negeri sendiri,seperti para koruptor.Di Fremantle Market ,banyak toko toko pakaian jadi dan souvenir milik orang indonesia.
foto bersama bu Lucy dan kevin ,asal Pontianak,pemilik resto Waroeng Raciek/dokumentasi pribadi
Di Paddy's Market juga tidak sedikit pemiliknya orang Indonesia. Di Victoria Market salah satu pemiliknya adalah Kompasianer yang bernama Syam, namun kini sudah jarang menulis karena berbagai kesibukan.
Ada restoran Waroeng Raciek di Fremantle,juga milik orang Pontianak dan juga di Wollongong rumah makan milik orang Padang. Ini baru beberapa contoh saja yang membuktikan bahwa tidak benar orang Indonesia keluar negeri hanya jadi Pembantu rumah tangga.
mas Syam,Kompasianer ,pemilik toko souvenir di Victoria Market di Melbourne/dokumentasi pribadi
Dalam Berbagai Event ,Orang Indonesia Tampil BerjayaDalam berbagai event ,orang Indonesia mampu menunjukkan kebolehennya di negeri orang.Seperti event kebudayaan ,musik dan kuliner Hal hal seperti ini ,biasanya luput dari pemberitaan di media sosial. Penampilan anak anak Indonesia di Australia,lebih banyak mendapatkan perhatian dan penghargaaan dari media sosial di negeri orang.
Sisca ,kompasianer ,namun jarang menulis/dokumentasi pribadi
Tapi sepi penghargaan dari negeri sendiri. Hal ini pernah disampaikan oleh salah satu dari penari ,yang adalah anak anak Indonesia dalam acara festival budaya di Wollongong. Malah foto foto mereka menjadi cover di tabloid lokal ,tapi tak secuilpun ada berita tentang mereka di media nasional kita
dokumentasi pribadi :yang paling kiri adalah Sisca ,Kompasianer juga /dokumentasi pribadi
Kalau terjadi hal hal buruk tentang orang Indonesia diluar negeri,maka baru secara serta merta di ekspos seluas luasnya. Apakah masih memegang prinsip :" Bad news is a good News?" Entahlah ,hanya  pelaku bisnis di bidang media sosial yang dapat menjawabnya dengan tepat
Tjiptadinata Effendi
Lihat Humaniora Selengkapnya