Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

5 Profesi yang Umum di Indonesia, tapi Tidak Ada di Australia

23 Juni 2017   22:19 Diperbarui: 25 Juni 2017   18:11 1498
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber ilustrasi: makassar.tribunnews.com

Kami sudah berpindah-pindah lokasi tempat tinggal di Australia. Diawali dari negara bagian Queensland, kemudian ke New South Wales, dan kini berada di Western Australia. Ada beberapa profesi yang sangat biasa di Indonesia, tetapi tidak ditemui di sini.

Sebelumnya mengetahui apa yang tidak ada, terlebih dahulu kita ketahui pekerjaan apa saja yang umum ditemui baik di Indonesia maupun di Australia. Profesi tukang batu, tukang las dan pekerja bangunan sangat laris di sini (Australia), karena banyaknya pembangunan, padahal ketersediaan tenaga terampilnya sangat minim. Sehingga gaji seorang tukang las saja sangat fantastis menurut ukuran kita karena mencapai 6000 dolar per bulan atau sekitar 60 juta rupiah. Sama-sama ada di Indonesia dan Australua, tetapi nasibnya beda.

Begitu juga tukang bangunan. Orang yang bekerja sebagai tukang bangunan mendapatkan penghasilan yang jauh lebih besar dari pekerja kantoran yang bertitel MBA. Teman putri kami yang suaminya berprofesi sebagai "tukang batu" mampu membangun rumah permanen yang jauh lebih bagus dan mahal ketimbang rumah putri kami yang suaminya seorang insinyur dan bergelar MBA. Jadi yang namanya "tukang" di sini nasibnya beda total dengan "tukang" di negeri kita. Kendaraan pribadi seorang tukang biasanya ada dua. Satu untuk digunakan kegiatan kerja dan satu lagi kendaran untuk keluarga.

Nah, ini profesi yang tidak ada:

  • Tukang tambal ban
  • Tukang ojek
  • Sopir angkot
  • Pedagang asongan
  • Pemulung

Ban Kendaraan amat jarang bocor, karena jalanan mulus. Tidak ada lubang lubang dan aspal yang tajam dan berpotensi melubangi ban. Tidak ada ranjau darat seperti yang banyak terdapat di Indonesia, yakni potongan besi runcing yang memang sengaja disebarkan oleh orang tidak bertanggung jawab, Tujuannya adalah agar setiap hari ada ban bocor, sehingga ada masukan. Memang yang melakukan mungkin hanya beberapa orang, tapi sudah telanjur merusakkan image tukang tambal ban, secara menyeluruh.

Di sini kalau ban kendaraan anginnya kurang atau air radiator, maupun untuk penghapus kaca kurang, tinggal berhenti di salah satu pompa bensin dan dapat mengisi sendiri secara gratis.

Ban Bocor, Ganti Baru
Pada awal tinggal di sini, sempat kaget, karena ketika ban kendaraan mengilas pecahan kaca dan akibatnya ban kendaraan kempes, ternyata di sini tidak ada tukang tambal ban. Jadi kalau ban bocor, ya harus ganti dengan yang baru.

Kalau di perjalanan terjadi ban bocor dan pengemudi tidak tahu bagaimana cara mengganti ban serep, tinggal telpon bengkel berjalan. Dalam hitungan beberapa menit, maka petugas bengkel akan datang dan membantu mengganti ban yang bocor dengan ban serep. Tapi tentu saja tidak gratis, melainkan membayar sekitar 50 dolar, hanya untuk mengganti ban.

Jadi kalau ada yang bermaksud merencanakan tinggal di Australia, mau buka bengkel tambal ban atau mau jadi pengemudi ojek, harap dilupakan saja. Karena profesi tersebut tidak ada lowongan di seluruh Australia

Banyak Pertanyaan Seputar Bekerja di Australia
Walaupun sudah puluhan kali saya menjelaskan bahwa saya tidak merupakan bagian dari biro pengurusan visa ke Australia, tetap saja hampir setiap hari ada masuk pertanyaan seputar pekerjaan. Untuk bekerja di Australia, mutlak perlu Working Visa atau Visa Student.Bedanya,kalau pemegang Working Visa bebas bekerja full, sedangkan pemegang Student Visa, maksimal boleh kerja hanya 20 jam seminggu.

Holiday Visa BUKAN untuk bekerja. Jadi jangan sampai ada yang percaya bahwa ada agen perjalanan yang bisa menjamin pasti dapat kerjaan di perkebunan untuk memetik buah. Kalaupun akhirnya dapat kerja maka kita akan jadi pekerja "haram" di sana dan akan main kejar-kejaran dengan petugas kepolisian. Yakinlah, sepandai-pandainya bersembunyi, suatu waktu pasti akan tertangkap. Kalau tertangkap dan hanya dideportasi, masih lumayan. Tapi kalau masuk bui di negeri orang, jangan pernah coba.

Sekali lagi, jangan main percaya sembarangan dan buru buru membayarkan sekian puluh juta rupiah. Pasti akan menyesal.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun