Mohon tunggu...
AKHMAD FAUZI
AKHMAD FAUZI Mohon Tunggu... Guru - Ada yang sedikit membanggakan saya sebagai "anak pelosok", yaitu ketiga bersama pak JK (Jusuf Kalla) menerbitkan buku keroyokan dengan judul "36 Kompasianer Merajut Indonesia". Saya bersama istri dan ketiga putri saya, memasuki akhir usia 40an ini kian kuat semangatnya untuk berbagi atas wawasan dan kebaikan. Tentu, fokus berbagi saya lebih besar porsinya untuk siswa. Dalam idealisme saya sebagai guru, saya memimpikan kemerdekaan guru yang sebenarnya, baik guru sebagai profesi, guru sebagai aparatur negara, guru sebagai makhluk sosial.

-----Ingin tahu, agar tahu kalau masih belum tahu----- KLIK : 1. bermututigaputri.guru-indonesia.net 2. www.titik0km.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Lha Iya, Niat Jahat Kok untuk Naik Haji

7 September 2016   12:38 Diperbarui: 7 September 2016   12:46 74
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: bahasa.aquila-style.com

Lha iya, naik haji saja kok ya pake uang korupsi, Hanya separuh pula pengakuannya. Lha terus korupsinya itu cuma berapa, sampe KPK turun tangan segala. 

Ini KPK juga menggelikan, lha logika korupsi untuk menambah separuh uang naik haji lha kok DIJADIKAN alasan NIAT JAHAT yang perlu diungkap ke publik. Ditebar keras-keras ke seantero media.

"Ciyeee... Fauzi kebakaran jenggot nih yeee...".

Kebakaran gundulmu itu. Lha saya malah senang kok mendengar berita ini. Malah menambah keyakinan betapa tingginya nilai ibadah haji ini. Sampai harus LELES (nyeser) lewat korupsi.

Ingat lho ya, korup itu perbuatan elit, hanya orang-orang pilihan yang bisa melakukan. Kalau tidak elit, mana bisa yang hukumannya (seharusnya) otah dibedah, Yah, malah cukuplah hanya numpang tidur, berhenti sejenak.

Untuk hukumnya naik haji dengan uang haram? 

Ya tetaplah. Lha wong ibadah haji ini diwajibkan (bagi yang sudah mampu) jauh sebelum para manusia ahli berkorupsi kok. Ngga nyambung kelesss.

Jadi, koruplah! Lalu, silahkan uangnya dibuat untuk (agar terkesan manis) mbangun masjid, sedekah, naik haji, dan sejenisnya. Ngga akan pernah goyah itu nilai rasa sebuah ibadah. 

Yang ambruk ya paling-paling si pelaku sama para yang genit memberitakan untuk menurunkan derajat nilai Islam. Termasuk pembaca yang terkecoh akan pengelabuan berita-berita semacam ini, yang kemudian ikut kang kung kang kung membelokkan seolah-olah nilai ibadah sederajat dengan oknum yang melakukannya. 

Lha, yang kayak gini-gini ini semerbak di mana-mana. Maka lahirlah manusia sekelas Gatot Brajamusti, sekelas kecebong, sekelas penjilat, sekelas pemfitnah, sekelas penjual ayat-ayat, sekelas antek-antek.

Lha yang dipikir cuma puser ke bawah, dada ke atas dibiarkan telanjang!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun