Mohon tunggu...
Thurneysen Simanjuntak
Thurneysen Simanjuntak Mohon Tunggu... Guru - Nomine Kompasiana Awards 2022 (Kategori Best Teacher), Pendidik, Pegiat Literasi, serta Peraih 70++ Penghargaan Menulis.

www.thurneysensimanjuntak.com

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Bijak Berselancar di Era Informasi, Jangan Pernah bagai Kacang Lupa Kulitnya

23 Agustus 2017   14:35 Diperbarui: 23 Agustus 2017   15:15 854
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber kekuatan baru bukanlah uang yang berada dalam

genggaman tangan beberapa orang, namun informasi di

tangan orang banyak. (John Naisbitt)

Sesungguhnya dari era ke era, kebutuhan informasi itu sama pentingnya bagi masyarakat. Setiap orang mustahil tidak membutuhkan informasi. Hanya pembeda dari setiap era adalah kecepatan penyebaran informasi serta kecanggihan sarananya.

Saya jadi teringat ketika kami tinggal di sebuah desa era 80-an. Papaku yang senang membaca koran memiliki tantangan tersendiri untuk memperolehnya. Waktu itu, mencari koran bagi kami yang tinggal di desa bukan perkara mudah. Namanya juga tinggal di desa, jauh dari perkotaan, sementara tempat penjual koran hanya ada di sekitar kota.

Jadi solusi yang dilakukan oleh papaku agar bisa membaca koran setiap hari, hanya satu. Harus membeli koran dengan cara menitip kepada temannya, yakni seorang guru yang bekerja di kecamatan. Artinya, papaku baru bisa baca koran ketika temannya pulang ke rumah di sore hari. Terkadang koran tersebut pun sudah sudah lecek, maklumin aja, korannya sudah berapa kali berpindah tangan di kantornya untuk dibaca guru-guru lainnya.

Memang untuk mendapat berita di era 80-an masih sangat sulit karena sangat terbatas sarananya.  Terutama hal ini bagi kami yang tinggal di desa. Kalau mau mengandalkan televisi, paling hanya bisa dapat Berita Nusantara pukul 17.00 WIB, Berita Nasional pukul.19.00 WIB dan Dunia Dalam Berita pada pukul 21.00 WIB. Maklum saja, stasiun televisi di Indonesia waktu itu, hanya asa satu yaitu TVRI. Mengandalkan radio pun tidak mungkin, keseringan suaranya kurang jelas, mungkin karena radionya jangkauannya jauh, alias masih menggunakan gelombang jauh yaitu Amplitudo Modulation (AM).

Beda Era, Beda Masalah dan Tantangannya

Seharusnya kita bersyukur dengan era sekarang. Untuk memperoleh informasi jauh lebih mudah, cepat dan sangat beragam. Bukan hanya dari radio saja, tapi ada puluhan hingga ratusan chanel televisi. Bukan hanya media cetak, tapi media online pun sudah merajai.

Bahkan yang lebih pesatnya lagi, kita bisa memperoleh informasi dan berita dari berbagai media sosial yang ada di genggaman kita (baca: smartphone). Inilah efek dari perubahan yang sangat pesat yang terjadi di bidang teknologi informasi dan komunikasi. Anda sendiri bisa melihat dan merasakannya sekarang. Apalagi yang merasakan kehidupan di era sebelum 2000-an, tentu sangat bisa membandingkannya.

Alvin Toffler, futurolog AS, pernah menuliskan akan hal tersebut dalam bukunya  yang berjudul The Third Wave. Bahwa ada tiga gelombang teknologi yang terjadi di dunia ini, gelombang pertama era pertanian, setelah itu akan muncul era industri dan kemudian lahirlah era informasi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun