Aku ingin mencintaimu dengan sederhana
dengan isyarat yang tak sempat disampaikan
awan kepada hujan yang menjadikannya tiada
Baca seorang peserta Menulis Kreatif Bersama Pak Sapardi Djoko di Galeri Indonesia Kaya, Sabtu (14/1) sore kemarin, dan ia dihadiahi buku Bilang Begini Maksudnya Begitu karena hafal sepenggal puisi Sang Penyair.
“Padahal penyairnya sendiri lupa,” goda Rida yang memusikalisasikan puisi “Aku ingin mencintaimu dengan sederhana” itu seraya menyerahkan buku kumpulan tulisan perihal berpuisi Bilang Begini Maksudnya Begitu.
“Kalian tahu toh siapa Tarzan?” tanya penyair kurus bertopi yang bukunya Babad Batu ditabalkan sebagai buku terbaik oleh Majalah Tempo tahun ini.
Audience bengong.
Kiat menulis, terutama puisi, menurut Pak Sapardi – yang beberapa waktu lalu sakit dan saya jenguk di RS Fatmawati bersama Rahab Ganendra, Syifa Ann dan Tamita Wibisono -- yakni dengan banyak membaca karya siapa saja. Chairil Anwar, WS Rendra, Goenawan Muhammad, Sutardji Calzoum Bachri atau bahkan syair-syair Paul Simon (pasangan Art Garfunkel) penyanyi atau troubador yang terkenal dengan lagu-lagunya yang nglangut. Atau bahkan penyanyi yang baru memenangkan Nobel Sastra: Bob Dylan (terkenal dengan lagu Blowin in The Wind).
Kiat menulis yang ditawarkan Pak Sapardi seperti entengan dan diucapkan dengan guyon. Ia yang tampil sendirian, dan kerap muncul bahasa Jawa, kerap lupa dan menanyakan kepada Rida. Juga ia sama sekali tidak mendedahkan secara runtut A-Z bagaimana menulis puisi. Sebab, waktunya terbatas. Bisa disebut, ini semacam kuliah umum yang dihadiri oleh pecinta sastra, puisi khususnya.
Setelah menyarankan membacai banyak karya sastra, “Maka beli saja semua buku saya! Harus beli, ya?”