Mohon tunggu...
Thamrin Sonata
Thamrin Sonata Mohon Tunggu... Penulis - Wiswasta

Penulis, Pembaca, Penerbit, Penonton, dan penyuka seni-budaya. Penebar literasi.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Ruang Rindu R

30 Juli 2017   05:40 Diperbarui: 30 Juli 2017   17:27 363
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerita Minggu Pagi 41

Tunai sudah apa yang kuinginimpikan. Dalam sekejap saat bersitatap di ruang beratap tinggi bangunan kuno dari jalan berjajar pohon tua.

"Haiii ...."

Lebih dari cukup. Cukup ya cukup. Wajahnya, senyumnya serta gerak dan kerdik alisnya.

"Sudah lama?"

Tak perlu dijawab, kecuali aku menggeser ruang duduk untuknya. Dan ia ingin berkata-kata entah apa -- yang sesungguhnya tak kuperlukan.

"Sudah ngambil?"

Aku mengangguk.

Ruang itu penuh dengung. Ketika orang ramai berdatangan di situ untuk keperluan yang sama" mengambil". Aku sudah malah. Dan ini yang tak kuperkirakan. Karena undangan untuk datang ke tempat ini dalam kesempatan yang sama dan mencoba datang sesuai jadwal yang tertera. Meski kemudian diberitahukan acara itu digagalkan. Cukup dengan masing-masing orang, termasuk aku, datang ke sini untuk mengambil.

Mungkin sesuatu yang penting, aku membatin. Juga baginya, yang datang kemudian dan berhai-sudah lama-sudah mengambil. Dan semuanya sudah kutunaikan. Sekarang mau ke mana? Untuk selanjutnya. Pergi dari ruang itu? Mestinya: ya.

Basa-basi bersliweran di ruang itu. Antara tuan rumah diwakili wanita gemuk berhamburan kata menerangjelaskan mengapa acara digagalkan dan ia cukup membagikan kepada tamu-tamu yang diundang seperti saya dan dia. Aku duduk di seberang dia sekarang setelah ia mengambil. Aku menjadi tamu yang sopan saat kata-kata berbahasa ibu mereka yang sepotong-sepotong kutahu. Selebihnya, entah. Apa perlunya. Karena aku sudah menatapnya. Sudah mengambilnya. Sejumlah angka yang bisa untuk membeli buku atau makan nasi timbel komplet: paha ayam goreng, ikan asin dipotong kecil-kecil, sepotong tahu kuning baru digoreng, sambal terasi di cobek, lalapan dan bisa sayar asam tambahannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun