Mohon tunggu...
Tanza Erlambang
Tanza Erlambang Mohon Tunggu... -

# Ever stay in several countries, and stay overseas until currently. ## Published several books, some of them are: Hurricane Damage on Coastal Infrastructures (ISBN: 978-19732-66273) dan Prahara Rupiah (ISBN: 979-95481-1-X)

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Jumlah Budak Seks Meningkat Tajam

21 September 2017   10:23 Diperbarui: 21 September 2017   10:55 1771
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi korban perbudakan sex (sumber: http://www.eyeopening.info)

Perempuan, dewasa dan anak-anak yang dijadikan budak seks meningkat di mana mana. Berdasarkan laporan dari ILO (International Labor Organization), payung organisasi dibawah PBB (Perserikatan Bang Bangsa), jumlah "budak seks" adalah 3,6 juta tahun 2013, kemudian menjadi 4,8 juta jiwa tahun 2017 di seluruh dunia.

Budak seks disini maksudnya adalah eksploitasi perempuan, termasuk diperjual belikan untuk sex komersial. Kalau diperluas, "kawin paksa" juga termasuk dalam perbudakan. Ada 15,4 juta perempuan yang dipaksa untuk kawin, bahkan kepada lelaki yang mereka tak kenal sebelumnya.

Direstui Oleh Negara

Perbudakan sendiri meningkat tajam, sekitar 33%, dari 30 juta di tahun 2013 menjadi 40 juta di tahun ini. Selain 20 juta "budak seks," ada 20 juta orang yang dipaksa untuk melakukan pekerjaan pekerjaan berbahaya, tanpa bayaran dan tanpa mengenal waktu.

Menurut ILO, masih ada negara negara yang "merestui" perbudakan. Diestimasi sekitar 4,1 juta orang yang "dipaksa" bekerja oleh negara (dijaman gubernur jenderal Daendel disebut dengan istilah kerja rodi). Biasanya melakukan pekerjaan di sektor pertanian, pembangunan infrastruktur dan berbagai pekerjaan berbahaya (berisiko tinggi).

Pemaksaan yang dilakukan negara ini dikategorikan sebagai perbudakan juga. Siapa saja yang dipaksa oleh negara? Mereka adalah para tahanan (narapida) dan militer, tujuannya untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi.   

Bagaimana Indonesia ?

Dari foto di atas, tak ada wilayah yang "immune" terhadap perbudakan, bahkan terjadi juga di Eropa dan Amerika. Untuk negara kita, Indonesia dimasukkan ke dalam wilayah Asia Tenggara. Di wilayah ini, diestimasi ada sekitar 11,7 juta budak (kerja paksa).

Wanita dieksploitasi untuk memenuhi "demand" industri wisata. Daerah wisata semacam Bali dan Lombok menjadi destinasi "sex tourism" mancanegara. Disinyalir turis turis dari Australia khusus datang untuk tujuan "sex child." Sekitar 30% prostitusi di daerah wisata, berusia dibawah 18 tahun.

Gejala seperti ini tak bisa dibiarkan. Pemerintah Indonesia dengan pemerintah negara sumber (asal) turis harus bekerjasama untuk mencegah "sex tourism" yang mengeskploitasi anak anak. Semoga !

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun