Mohon tunggu...
Teopilus Tarigan
Teopilus Tarigan Mohon Tunggu... ASN - Pegawai Negeri Sipil

Pro Deo et Patria

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Pikir Itu Pelita Hati, Lebih Baik daripada Banyak Bicara

12 Mei 2019   02:11 Diperbarui: 12 Mei 2019   02:39 155
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://i.pinimg.com

Bisakah dikatakan bahwa pada dasarnya semua orang berfilsafat, karena sebenarnya setiap orang bertindak sesuai wacana yang disenangi dan pengetahuan yang dipahaminya?

Itu, wacana dan pengetahuan itu, adalah personifikasi karakter epistemon yang merupakan konsep filosofis sebagai dasar justifikasi dan rasionalitas sebuah keyakinan. Dalam filsafat itu adalah sebuah cabang ilmu yang dinamakan Epistemologi, ilmu yang berkaitan dengan teori pengetahuan. Istilah ilmu ini, epistemologi, pertama kali digunakan oleh filsuf Skotlandia, James Frederick Ferrier, pada tahun 1854 (disarikan dari Wikipedia).

Menurut Rob Fisher, secara alamiah semua orang adalah filsuf. Dia menjelaskan hal tersebut dengan mengambil gambaran kehidupan sehari-hari yang berlangsung di sekitar kita.

Katanya, dalam sepak bola misalnya, kita mungkin sering mendengar para pemain sepakbola membicarakan filsafat pertandingan. Dalam American Football, filsafatnya adalah untuk mengantongi sang quarterback dan melakukan blitz kepada para cornerback. Sementara itu, dalam sepakbola Inggris, filsafatnya adalah untuk mengoper bola di antara ketiga pemain belakang lawan lalu mencoba mengejutkan lawan dengan melakukan operan bola panjang ke depan ke arah striker.

Sedangkan, bagi para pedagang, filsafatnya adalah bagaimana melayani pembeli sebaik mungkin agar dagangannya bisa laris terjual habis, dan sebagainya. Tampaknya, semua orang seperti sibuk mengarang filsafatnya sendiri. Mereka sadar atau tidak, sedang melakukan pendekatan- pendekatan filosofis.

Itulah sebabnya mengapa dalam filsafat, kesimpulan yang kita raih hanya dapat sekadar bersifat tentatif dan provisional, belum pasti dan sementara. Kesimpulan itu hanya akan membuka peluang timbulnya pertanyaan selanjutnya.

Dalam kelas meteri kuliah filsafat dan teologi yang diajarnya di Westminster College-Oxford, Rob Fisher dengan nada kelakar mengatakan kepada murid-muridnya, bahwa ia akan merasa bangga jika di penghujung akhir kuliah ia berhasil mengembalikan anak muridnya sampai kepada pemikiran seorang bocah berusia 4 tahun. 

Menurutnya, anak usia 4 tahun umumnya justru sering mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang paling bermutu. Pendekatan filosofis ini bersifat eksperimental, maka tidak ada salahnya bila kita ikut bermain mencobanya (filsafat itu) tanpa takut salah, dan yang terpenting, nikmatilah.

Dalam mengamati gambaran kehidupan sehari-hari yang berlangsung di sekitar kita dan yang menjadi minat kita, barangkali kita telah memperoleh kesimpulan bahwa kita telah cukup melihat-lihat. Namun, kesimpulan itu sebenarnya perlu disajikan, agar dapat diketahui oleh pihak lain di luar kita yang juga menaruh minat dan perhatian kepada hal yang sama dengan kita atau bagi orang yang sebenarnya perlu mengetahuinya, tapi ia berada pada epistem pemahaman yang berbeda.

Terkadang, penyajian sebuah pemahaman melalui sekadar tulisan berbentuk laporan tidak memuaskan hati lagi. Terkadang kita merasa kalau pengalaman dari melihat-lihat itu terasa terlalu mendalam, sehingga kesannya hanya akan didapat lebih tepat bila diungkapkan dalam bentuk sastra.

Sebagaimana ungkapan salah seorang sastrawan, mendiang Sitor Situmorang. Hubungan dengan alam yang penuh misteri, yang melanjut sebagai hubungan persahabatan yang hampir mapan, adalah suatu bentuk pangkalan emosional yang sewaktu-waktu dapat didatangi, tanpa kerumitan "hak milik."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun