Mohon tunggu...
Teopilus Tarigan
Teopilus Tarigan Mohon Tunggu... ASN - Pegawai Negeri Sipil

Pro Deo et Patria

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Memulai Hidup Setelah Pensiun, Kenapa Tidak?

2 April 2019   18:11 Diperbarui: 2 April 2019   18:43 283
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Semakin lama menjalani profesi sebagai aparatur sipil negera, semakin banyak mengenal beragam potret profil pribadi rekan-rekan yang mengabdi pada profesi yang sama. Dari ribuan aparatur sipil negara yang terdaftar di daerah ini, yang mengabdi pada berbagai jabatan, unit kerja dan wilayah penugasan, maka barangkali tidak sampai setengahnya, yang saya kenal mendalam secara pribadi dalam tiga belas tahun enam bulan penugasan sebagai aparatur.

Namun, semakin lama bertugas maka semakin banyak pula rekan sesama aparatur yang saya kenal yang sudah dan segera akan memasuki masa purnabakti atau pensiun.

Mencapai batas usia pensiun adalah suatu tahapan alami yang akan dihadapi oleh setiap aparatur sipil negara, dengan catatan, tetap sehat sampai batas usia pengabdian dan tidak tersandung masalah hukum yang berkaitan dengan tindak kejahatan jabatan atau tindak kejahatan yang ada hubungannya dengan jabatan, yang dapat berujung kepada pemberhentian tidak dengan hormat sebagai aparatur sipil negara tanpa menerima hak-hak pensiun.

Perpisahan dengan rekan kerja karena mencapai batas usia pensiun tentu hal yang terjadi sejak administrasi sipil negara ini diatur dengan aturan, hukum dan perundang-undangan, mulai dari zaman kerajaan, kolonialisme hingga zaman milenium ketiga seperti sekarang ini.

Namun, menghadapi langsung "kehilangan" rekan kerja yang kita kenal dengan baik, apalagi sejak awal penugasan, rasanya sama seperti sebuah ungkapan klasik, "bukan perpisahan yang aku tangisi, tapi pertemuan yang aku sesali."

Ungkapan ini hanya sebuah alegori yang terkesan pesimis, tapi sebenarnya bermakna positif karena dimaksudkan untuk mengungkapkan perasaan kehilangan yang mendalam atas sebuah hubungan yang berkesan positif.

Dari sisi si penerima pensiun sendiri, sering kali terdengar kesan tentang ketidaksiapan menerima masa pensiun. Tidak saja karena motif ekonomi, karena akan segera kehilangan secara signifikan sebagian besar sumber mata pencaharian, tapi juga karena tidak siap kehilangan sebuah rutinitas yang mungkin sudah dijalani hingga masa tigapuluhan tahun.

Termasuk juga tidak siap kehilangan sebuah relasi antar personal yang sudah terbangun dengan rekan-rekan kerja di berbagai jabatan, unit kerja dan wilayah penugasan.

Namun, benarkah memasuki masa pensiun sama artinya dengan kehilangan besar berbagai hal dalam hidup dan keseharian? Saya mencoba merangkai kembali hasil tutur pengalaman dan harapan beberapa rekan dekat yang saat ini sudah menjalani pensiun dan beberapa lagi segera akan memasuki masa pensiun.

Tentu dalam tulisan ini saya hanya akan mengangkat sisi baik pengalamannya, karena yang tidak baik tidak kurang banyak dan dari sisi manfaat bukanlah sesuatu yang baik sebagai sumber motivasi bagi aparatur yang tinggal dan juga berharap suatu saat akan mencapai batas usia pensiun dalam pengabdiannya dengan sehat wal afiat.

Siklus manajemen aparatur sipil negara sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2017 dijelaskan mulai dari pengadaan atau rekrutmen, pembinaan, pengembangan sampai dengan menerima pensiun.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun