Mohon tunggu...
Teguh S Sungkono
Teguh S Sungkono Mohon Tunggu... Administrasi - in search for excellent

Dalam upaya merealisasikan kepedulian diruang nyata

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

[Serial Kepemudaan-4] Gagal Rencana, Gagal Eksekusi, Gagal Fokus, Gagal Hasil

4 April 2016   00:36 Diperbarui: 4 April 2016   00:51 154
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Sumber foto: picturesquotes.com"][/caption]Seringkali aktivitas-aktivitas yang dilakukan dalam kehidupan kita, cenderung bersifat spontan, tanpa rencana. Ucapan-ucapan, seperti antara lain, “Lihat nanti!”,”Gimana ntar!”,”Ngga usah pusing deh!”, dan lain-lain kalimat sejenis, terucap tanpa sadar seakan bentuk keengganan untuk menyiapkan segala sesuatu agar dicapai hasil terbaik.

Padahal, jalan menuju kesuksesan yang ingin dicapai, apapun definisi suksesnya, adalah rangkaian aktivitas yang runut, terus menerus, untuk kemudian menjadi unsur penyebab atas akibat sukses yang mau dicapai tersebut. Contoh, jika sukses kita definisikan adalah tibanya diri kita dengan selamat dari kota Jakarta menuju kota Surabaya, dengan menggunakan kendaraan pribadi, maka menjadi wajib untuk disiapkan kendaraan yang akan mengantarkan kita.

Apakah cukup hanya kendaraannya saja yang disiapkan? Tentunya tidak, bagaimana dengan bahan bakarnya? Bagaimana dengan alat-alat bantu lainnya jika terjadi pecah ban? jika menggunakan jasa supir, bagaimana kesiapan fisik supir? Dan lain-lain yang menjadi satu kesatuan, yang wajib masuk dalam perencanaan kita.

Itu baru hanya masalah teknis, wajib pula dicermati masalah non-teknisnya. Motif ketika diputuskan untuk memilih kota Surabaya sebagai tujuan haruslah jelas! Kenapa Surabaya? Kenapa bukan Jogjakarta? Ketidak jelasan motif, akan berakibat mudahnya kita campakkan tujuan ini. Apalagi jika masalah-masalah yang dihadapi semakin banyak dalam perjalanan tersebut, bisa jadi baru sampai kota Cirebon, kita sudah mengurungkan niat.

Untuk itulah, perencanaan menjadi bagian paling mendasar dalam rangka menapaki tujuan. Setelah itu, eksekusi rencana tersebut. Disinipun akan banyak halangan yang akan merintangi langkah. Saat rencana sudah dibuat, dan setiap langkah mulai dieksekusi sesuai dengan rencana, lalu tiba-tiba di tol Cipali, si supir terserang sakit kepala yang membandel. Nah, apakah kita bawa supir serep? Jika tidak, apakah kita akan bawa supir ini ke rumah sakit terdekat? Atau apakah kita tahu obat sakit kepala yang bisa dibeli sebagai solusi sementara? Dan seterusnya, dan seterusnya.

Dalam perjalanan, sesampainya di kota Semarang, istri kita telpon,”Bang jangan ke Surabaya, lagi panas banget disana udaranya, mending ke Jogja aja”. Nah kan, baru sampai semarang udara di ‘advice’ ke Jogja. Apalagi dengan kondisi Surabaya panas sekali, “Jangan-jangan istri benar, mending Jogja aja deh”. Terus menerus akan selalu ada ‘halangan demi halangan’ dalam upaya menuju tujuan yang sudah ditetapkan.

Dengan adanya perencanaan sekalipun, belumlah pasti bahwa tujuan tersebut dapat dicapai. Dibutuhkan lagi instrumen, yaitu eksekusi yang fokus kepada tujuan. Untuk bisa fokus, maka kestabilan emosi dan ego sangat memegang peranan penting dan seringkali inilah masalah yang membuat kita demikian mudahnya memudarkan motif.

 Semua inilah unsur yang satu dan lainnya saling terkait. Wajib untuk dimahirkan, jika ingin mencapai sukses sebagaimana definisi kita. Pada prinsipnya, aktivitas perencanaan, eksekusi dan fokus pada tujuan, sifatnya adalah keterampilan. Jika belum dimiliki, maka dapat dipastikan akan sangat sulit untuk mencapai tujuan. Dan ketika ini terjadi secara terus menerus dan berulang, kegagalan demi kegagalan dalam meng-eksekusi, maka implikasinya adalah masuk ke dalam psikis diri. Menimbulkan pesimisme, skeptisisme dan ujungnya rendah diri, apalagi jika dilabel ‘looser’.

Menariknya, dan hampir dapat dipastikan keterampilan ini adalah sesuatu yang dapat dilatih, untuk kemudian dimahirkan, sehingga akan menjadi bagian dari reflek dalam organisasi diri. Persis sebagaimana keterampilan mengemudi. Practice makes excellent.

Dibawah ini adalah tip pelatihan bagi teman-teman pemuda-pemudi, silahkan dicoba untuk membangun keterampilan diri dalam perencanaan, eksekusi dan fokus pada tujuan:

1. Buatlah janji-janji kecil kepada siapapun, dan tepatilah pada kondisi apapun yang sedang terjadi dengan anda! Jangan anggap remeh masalah menepati janji, ketika kita terbiasa melalaikan suatu janji, yang mungkin kita anggap hal kecil, maka bagaimana kita mampu menunaikan janji yang lebih besar lagi?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun