Mohon tunggu...
Teguh Adi
Teguh Adi Mohon Tunggu... Wiraswasta - berpikirlah maka akan hidup

saya berpikir maka saya ada by Rene Descartes dan salah satu hasil dari berpikir adalah menulis

Selanjutnya

Tutup

Politik

Panggung Politik Penguasa Media

4 Agustus 2017   16:04 Diperbarui: 4 Agustus 2017   16:26 1087
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

seperti yang kita ketahui bahwa di negara kita banyak pemilik media  massa yang terjun ke dunia politik baik itu memang latar belakang mereka  memang di dunia politik atau pengusaha media yang kemudian banting stir  menjadi aktor utama dalam panggung politik. ada beberapa nama pemilik  media yang sekaligus bermain politik diantaranya Surya Paloh pemilik  Metro tv sekaligus pendiri Partai Nasional Demokrat (Nasdem), Hary  Tanoesoedibyo (HT) pemilik MNC Group sekaligus pendiri Partai Perindo.  selain dua nama yang saya sebutkan tentunya masih ada beberapa nama lain  pemimpin media yang sekaligus menjadi aktor dalam panggung politik  seperti misalnya Dahlan Iskan dan Chairul Tanjung (CT) dimana keduanya  menjadi menteri dalam kabinet pimpinan SBY.

Dalam tulisan ini saya lebih  tertarik untuk membahas dua nama yang saya sebutkan di awal yaitu Surya  Paloh dan HT dimana keduanya berani menantang kemapanan partai partai  besar dengan mendirikan partai baru. Surya Paloh yang sebelumnya pernah  menjadi anggota Golkar kini memiliki partai naungan sendiri bernama  Nasdem dan tercatat sebagai salah satu peserta Pemilu 2014 dengan no  urut 1 pada waktu itu Nasdem berhasil memperoleh 6,72% suara Nasional  jauh di atas perolehan Partai Bulan Bintang (PBB) yang hanya mampu  meraih 1,42 %. perolehan suara pada Pemilu 2014 tentunya tidak terlepas  dari peran media massa yang ia miliki sebagai sarana komunikasi politik  dalam rangka mengenalkan partainya kepada masyarakat.

Berbeda  dengan Surya Paloh dengan Metro tv nya, HT dengan MNC Groupnya memiliki  media yang lebih banyak dan lebih beragam dengan apa yang dimiliki HT  bukan suatu hal yang mengejutkan jika kemudian banyak tokoh politik dan  partai politik yang sudah mapan menjadi gentar. Suatu hal yang mudah  ditebak kemudian terjadi dimana sekarang Pendiri partai yang  dideklarasikan pada tanggal 7 Februari 2015 ini di tetapkan menjadi  tersangka atas kasus ancaman terhadap seorang jaksa. terdengar kasus  besar namun ketika saya mencari beberapa referensi ternyata kasus  ancaman itu tidak begitu jelas karena ancaman dilakukan lewat SMS dan  SMS yang dijadikan sebagai bukti itu pun tidak murni bernada ancaman  (menurut saya), tapi apapun itu saya sedikit memahami bahwa itu  merupakan konsekuensi yang harus di tanggung oleh HT sebagai orang yang  dianggap memiliki popularitas tinggi dan akan membahayakan kemapanan  partai partai besar.

Suatu hal yang wajar jika partai-partai besar  merasa harus mewaspadai HT sebagai penguasa media massa dimana saat ini  tidak ada satu manusia Indonesia tidak mengenal sosok HT dari anak-anak  sampai dewasa bahkan anak saya lebih hafal mars Perindo dibandingkan  dengan lagu kebangsaan Indonesia Raya. mengapa ini bisa terjadi?jelas  hal ini tidak terlepas dari peranan MNC Group dalam memasarkan Perindo  jauh-jauh hari sebelum pelaksanaan Pemilu 2019, Perindo lewat MNC Group  sudah mempromosikan bagaimana Perindo dan siapa sosok di balik Perindo  yang ditampilkan sebagai sosok yang dekat dengan masyarakat dari  berbagai kalangan. Dengan kondisi HT sebagai Pendiri Perindo yang telah  ditetapkan sebagai Tersangka maka secara langsung maupun tak langsung  langkah Politik Perindo seakan tersandera dan di gembosi.

sangat  menarik kita ikuti kelanjutan kasus HT dan hasil Kongres Perindo dari  sana kita akan mendapat sedikit gambaran terkait apa yang terjadi dengan  Perindo, HT dan paling tidak menjadi peringatan bagi para penguasa  media berikutnya yang berani terjun ke dunia politik tanpa ada  pengalaman yang cukup.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun