Kutapaki jalan perlahan Biarlah jalan berliku mengalahkan tikungan semu
kisah Omjay kali ini tentang dunia pendidikan kembali berduka. Semoga korban yang meninggal diampuni semua dosanya dan diterima amal ibadahnya. Omjay.
Dalam lipatan-lipatan hari yang kelabu, Terdapat senyum yang terselip, lirih namun nyata,
Sampai aku berpikir melihatmu makan dan tersenyum kembali...
"Di ruang sunyi, seorang bidan berduka. Harapan pudar, tangis tanpa suara."
bila duka tercipata maka suka terbukabila duka tak kurasa maka tiada suka kan terbuka
Puisi keenam dari sembilan rincian judul puisi tentang Ada, khususnya tentang Selalu Ada Duka Gembira. Semoga bermanfaat.
Sepasang kekasih ziarah makam di Senin pagi yang mendung
Joko pinurbo adalah influencer bagiku ketika memulai menulis hingga sampai saat ini. Selamat Jalan Pak, semoga dompetmu tetap menyala
Di angkasa malam yang kelam dan sunyi, terlukis kisah pilu yang tak terperi
Suka duka berjuang di dunia pendidikan. Sebuah investasi yang tak pernah rugi. Meski sulit kaya, setidaknya hidup berkecukupan.
Risau dan kesedihan seolah saling bercakap ria, menyambut batin yang tersiksa,
Luka kian meradang, tak lagi kurasakan mereka membuatku muak
Aku sengaja membiarkan jendela rumahku terbuka Ketika sang rembulan mulai mengintip dukaku
senyum di wajah-wajah mungilmu, adalah tamparan keras ke kalbu
Kulihat kau sembunyikan duka dari balik rapatnya pintu jendela air mata tak terbendung dengan tangis meraung-raung
Puisi ketujuh dari sembilan rincian judul puisi tentang Berguru, khususnya tentang Berguru kepada Duka kepada Lara. Semoga bermanfaat.
Bulan berdarah, oleh dingin berita berkemul mega-mega hitam, pekat dan buta duka atas perginya satu keluarga
Indonesia berduka atas kepergian Muhammad Rafsanjani, Sekretaris Jenderal PB PMII 2021-2024, yang meninggalkan jejak perjuangan yang mendalam.