Mohon tunggu...
Sammy Syeban
Sammy Syeban Mohon Tunggu... wiraswasta -

Bukan penulis!

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Percaya Mitos Nama Kota Pontianak=Kuntilanak ?

5 Juni 2013   14:46 Diperbarui: 24 Juni 2015   12:30 14046
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber foto : www.108jakarta.com

[caption id="" align="alignnone" width="1600" caption="sumber foto : www.108jakarta.com"][/caption]

Pernah dengar sebutan kuntilanak?pasti hampir semua penduduk Indonesia pernah mendengar nama sesosok hantu seram ini.Ciri khas rambut terurai sampai kelantai dan suara tawa terkikih menyeramkan dengan pakaian putih-putih seolah menjadi trademark dari hantu satu ini.Jika berbicara tentang hantu kuntilanak maka tidak bisa lepas dari sejarah pendirian kota Pontianak di kalimantan Barat.Tidak ada satupun kota di Indonesia ini yang berdiri dan lahir diatas mitos takhayul hantu-hantuan seperti sejarah berdirinya kota Pontianak.Mitos yang berkembang selama ini Kuntilanak ( bahasa melayu : Puntianak,Pontianak) adalah hantu yang dipercaya berasal dari perempuan hamil yang meninggal dunia karena melahirkan dan anak yang didalam kandungannya tersebut belum sempat lahir.Kuntilanak ini akan terusbergentayangan dan menuntut balas dendam (?).Lucunya mitos ini tidak hanya berkembang di kota Pontianak saja ataupun kota-kota lain Indonesia namun sampai kenegeri jiran Malaysia.Lihatlah Film kuntilanak malaysia disebut dengan Film Pontianak Menjerit.Dalam kosakata melayu Malaysia,kata Pontianak setara sebutannya dengan kuntilanak.

Seputar Mitos Asal Nama Pontianak

Diceritakan pengambilan nama Kota Pontianak yang berasal dari bahasa melayu ini dipercaya oleh sebagian orang ada kaitannya dengan kisah Syarif Abdurrahman yang sering diganggu oleh hantu Kuntilanak ketika beliau menyusuri Sungai Kapuas.Menurut mitos yang berkembang dari mulut ke mulut pada saat menyusuri sungai Kapuas tersebut Syarif Abdurrahman terpaksa melepaskan tembakan meriam untuk mengusir hantu kuntilanak,sekaligus menandakan dimana meriam itu jatuh maka disanalah wilayah kesultanannya didirikan.Peluru meriam itu tepat jatuh di dekat persimpangfan sungai Kapuas dan Sungai Landak,yang kini dikenal dengan nama Kampung Beting.Namun kalau kita ingin mencari tahu kebenaran hal ini maka jangan berharap adanya data valid terkait hal ini.Tidak ada satu pun referensi ilmiah yang bisa memberikan informasi kepada kita tentang cerita ini.Bisa dikatakan cerita ini hanya berkembang dari mulut ke mulut saja.Justru jika kita melihat dari tulisan VJ.Verth seorang sejarawan Belanda maka kita akan mendapati cerita yang berbeda dengan mitos diatas.Didalam bukunya Borneos Wester Afdeling sejarawan ini menulis Belanda mulai masuk ke Pontianak tahun 1194 hijriah (1773 M) dari Batavia.Verth mengungkapkan bahwa Syarif Abdurrahman yang merupakan putra ulama Syarif Hussein bin Ahmed Alqadrie berasal dari kerajaan Mempawah.Ia berniat untuk merantau dan meninggalkan kerajaan tersebut.Dalam perantauannya diwilayah Banjarmasin,ia menikah dengan adiksultan Banjar Sunan Nata Alam dan akhirnya dilantik sebagai Pangeran.Dalam perniagaan Syarif Abdurrahman ini termasuk orang yang berhasil.Dengan mengumpulkan modal dan hasil perniagaannya beliau mempersenjatai kapal pencalang dan perahu lancangnya.Setelah itu mulailah Ia melakukan perlawanan terhadap Belanda.Dengan bantuan Sultan pasir,Syarif Abdurrahman kemudian berhasil membajak kapal Belanda di dekat Bangka,juga kapal Inggris dan Perancis di pelabuhan Pasir.Efek dari pembajakan itu Abdurrahman menjadi seorang yang kaya raya.Kemudian diceritakan beliau mencoba mendirikan pemukiman disebuah pulau diSungai Kapuas.Ia menemukan percabangan Sungai Landak dan kemudian mengembangkan daerah itu menjadi pusat perdagangan yang makmur.Wilayah inilah yang kini bernama Pontianak.Syarif Abdurrahman sebagai sultan pertama dari kesultanan Pontianak.Samasekali tidak ada cerita tentang Kuntilanak dalam buku VJ.Verth.

Dari dua cerita dengan versi yang berbeda diatas seharusnya kita dapat memilih mana cerita yang lebih mendekati kebenaran.Satu cerita yang hanya berkembang dari mulut ke mulut tanpa ada penelitian pasti,sedangkan yang lainnya adalah cerita yang ditulis oleh seorang sejarawan lengkap dengan literaturnya.Apalagi sejarawan tersebut adalah berkebangsaan Belanda,dimana sejarah berdirinya kota Pontianak sedikit banyaknya masih berhubungan dengan penjajah Belanda.Menyedihkan sekali masyarakat ini khususnya warga Pontianak masih tersandera oleh pemahaman keliru mitos tentang sejarah berdirinya kota Pontianak ini yang berbau aroma mistik..Bahkan pernah ada salah satu tokoh penting kota ini yang mengajukan wacana pembuatan tugu monumen “kuntilanak” dikota Pontianak. Sampai sekarang pun mbah google masih “meyakini” nama Pontianak diambil dari kata Kuntilanak.Sayang sungguh disayang,warga Pontianak yang mayoritas beragama Islam banyak mempercayai mitos ini,padahal hal tersebut sangat menyalahi Aqidahnya(*).

(*) Bagi umat Islam meyakini bahwa orang yang telah meninggal dunia tidak bisa hidup kembali kedunia ,akan tetapi ia akan hidup dialam kubur dan nanti dihari kiamat baru akan dibangkitkan kembali dan mempertanggungjawabkan amal perbuatannya selama didunia ini.Justru dalam salah satu hadits Rasulullah-Shallallahu’alayhiwasallam-wanita yang mati dalam keadaan melahirkan termasuk mati Syahid.Bukannya malah bergentayangan kemana-kemana seperti mitos Kuntilanak.Bertentangan sekali kan?

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun