Mohon tunggu...
Syarif Yunus
Syarif Yunus Mohon Tunggu... Konsultan - Dosen - Penulis - Pegiat Literasi - Konsultan

Dosen Universitas Indraprasta PGRI (Unindra) - Direktur Eksekutif Asosiasi DPLK - Edukator Dana Pensiun - mantan wartawan - Pendiri TBM Lentera Pustaka Bogor - Kandidat Dr. Manajemen Pendidikan Pascasarjana Unpak - Ketua IKA BINDO FBS Univ. Negeri Jakarta (2009 s.d sekarang)), Pengurus IKA UNJ (2017-sekarang). Penulis dan Editor dari 49 buku dan buku JURNALISTIK TERAPAN, Kompetensi Menulis Kreatif, Antologi Cerpen Surti Bukan Perempuan Metropolis. Penasihat Forum TBM Kab. Bogor, Education Specialist GEMA DIDAKTIKA. Salam DAHSYAT nan ciamikk !!

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Mau Lurus atau Bengkok? Tinggal Milih Aja ...

8 Agustus 2015   23:34 Diperbarui: 15 April 2016   19:45 364
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Setiap kita, bisa sama atau beda dalam mempersepsikan kata "BAIK".

Reklamasi pantai, bisa jadi baik bisa juga tidak baik. Beli tanah rumah sakit, bisa dianggap merugikan negara bisa juga tidak. Punya pemimpin ceplas ceplos, bisa baik bisa tidak. Begitulah adanya hidup dan kehidupan di sekitar kita.

Pertanyaannya hanya satu, KITA sendiri mau apa? Hidup kita mau lurus atau bengkok?

Gak usah dijawab sih. Paling bilangnya terserah gue. Hidup-hidup gue, ngapain banget elo urusin. Apa urusan lo. Urus aja diri sendiri. Begitulah jawaban yang lazim. Emang sih, bukan urusan kita. Tapi, terkadang emang sulit buat kita tuk menentukan arah hidup. Karena pasang surut hidup itu sendiri. Apalagi kalo dalam “tekanan”. Ya, tekanan apa saja, bisa dipikir dan dinterpretasikan sendiri-sendiri deh.

[caption caption="Sumber: Pribadi - Mau lurus atau bengkok ?"][/caption]

 

Mau lurus apa bengkok hidup kita?
Ya, ini soal pilihan. Dan sah-sah aja kalo dijawab terserah kita. Kalo kata orang bule "depend on me" ajalah. Iya juga sih... gak ada yang bisa pengaruhin. Apalagi ngelarang, iya gak? Sangat realistis, emang manusia selalu dihadapkan pada 2 kutub yang bertolak belakang; baik atau buruk. Benar atau batil. Termasuk lurus atau bengkok. Semuanya, tergantung pada sikap, pikiran dan yang terpenting hati kita sendiri.

Jadi, mau lurus apa bengkok? Boleh jadi, ini bukan pertanyaan. Melainkan cara kita untuk refleksi diri. Merenungkan, introspeksi diri. Begitulah. Dalihnya, untuk apa kita hidup? Mau apa dan hendak kemana? Nah, semuanya itu tinggal kita evaluasi saja, mau lurus apa bengkok jalannya.

Kenapa penting lurus apa bengkok?
Ya pentinglah, buat refleksi diri. Jangan sampe ke depannya, arah hidup makin gak jelas. Seperti banyak kasus yang terjadi di negeri kita tercinta ini. Karena di negeri yang hebat ini bisa terjadi realitas "Yang Lurus Terlihat Bengkok dan Yang Bengkok Terlihat Lurus". Sungguh luar biasa. Orang lurus dibikin bengkok, sedang orang bengkok berteriak lurus. Wellah dalah...

Hidup itu, siapapun, harus lurus jalannya. Tidak bengkok, tidak simpang siur. Atau di awal lurus, akhirnya bengkok. Berapa banyak orang ternama, pejabat yang memburu jabatan dan kekuasaan, tapi ujung-ujungnya masuk penjara. Semoga tidak terjadi pada kita ya ….

Ya Allah, tunjukilah kami jalan yang lurus; yaitu jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat kepadanya, bukan jalan mereka yang dimurkai, dan bukan pula jalan mereka yang sesat. Begitulah kalimat yang diucapkan saat kita menyembah-Nya. Pinta sekaligus janji kita kepada-Nya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun