Mohon tunggu...
Syarif Yunus
Syarif Yunus Mohon Tunggu... Konsultan - Dosen - Penulis - Pegiat Literasi - Konsultan

Dosen Universitas Indraprasta PGRI (Unindra) - Direktur Eksekutif Asosiasi DPLK - Edukator Dana Pensiun - mantan wartawan - Pendiri TBM Lentera Pustaka Bogor - Kandidat Dr. Manajemen Pendidikan Pascasarjana Unpak - Ketua IKA BINDO FBS Univ. Negeri Jakarta (2009 s.d sekarang)), Pengurus IKA UNJ (2017-sekarang). Penulis dan Editor dari 49 buku dan buku JURNALISTIK TERAPAN, Kompetensi Menulis Kreatif, Antologi Cerpen Surti Bukan Perempuan Metropolis. Penasihat Forum TBM Kab. Bogor, Education Specialist GEMA DIDAKTIKA. Salam DAHSYAT nan ciamikk !!

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Jalma Angkara Mati Murka; Jakartaku Sayang

14 Januari 2016   23:27 Diperbarui: 15 Januari 2016   00:02 367
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Jakartaku sayang, Jakartaku malang …
Apa yang terjadi hari ini di Jakarta? Saya gak ingin ikut bercerita. Atau menyebarluaskannya. Mungkin Anda, se-Indonesia atau dunia sudah lebih banyak tahu. Karena Anda dan yang lainnya ikut serta menyebarkannya…. Entah itu benar atau salah, hampir sudah tidak ditimbang lagi. Entah, kita sedang memperturutkan apa ..? Tanyalah pada diri sendiri.

Jakartaku sayang, Jakartaku malang …
Apa hikmah dan pelajaran yang dapat kita ambil dari apa yang terjadi hari ini. Dalam filsafat Jawa, ada istilah “Jalma Angkara Mati Murka” yang artinya “kemalangan terjadi karena tindak anarkis sendiri”.

Jalma angkara mati murka.
Sungguh, kemalangan yang terjadi di tengah kita karena tindak anarkis kita sendiri. Semuanya bermula dari kemarahan, kebencian, kebengisan pada diri manusia. Maka, kemalangan pun menjadi ada. Bertindak agresif untuk bilang “diri sendiri benar” sedangakn “orang lain salah”. Sungguh, banyak orang sudah anarkis pada dirinya sendiri. Di saat yang sama, orang lain menjadi korbannya. Jalma angkara mati murka, itulah yang terjadi.

Marah, benci, dan menganggap diri sendiri benar akan berujung anarkis.

Kemarahan, kebencian yang tak beralasan. Andai kita tahu, kemarahan dan emosi pada diri siapapun adalah senjata penghancur ampuh dan efektif dalam sejarah hidup manusia. Mungkin dalam skala kecil, masiih banyak orang yang menyimpan kemarahan, kebencian. Maka, ia sedang ingin menghancurkan dirinya sendiri. Konyolnya, orang lain yang tidak bersalah terkena dampaknya.

Lalu, apa yang harus kita lakukan?
Tidak ada yang lain kecuali SADAR. Segeralah kita sadar. Karena manusia adalah tempatnya salah dan khilaf. Dan ketika itu pula, sadarlah. Agar kemarahan, kebencian tidak berubah menjadi energi agresif yang negative. Hingga menyebabkan terjadinya kemalangan pada diri sendiri dan orang lain. Sungguh, kemalangan terjadi karena tindak anarkis kita sendiri.

Marah, benci adalah angkara murka
Angkara murka yang mudah merusak kesadaran sejati manusia. Jika sudah rusak, maka tanda rapuh dan hilangnya kesadaran untuk merasa SATU (unity), tidak ada lagi welas asih (kasih sayang), hingga hilangnya akal sehat. Maka yang terjadi KERUSAKAN.

Jalma angkara mati murka.
Kemalangan terjadi karena anarkis diri sendiri. SADARILAH dan HINDARI.
Kita boleh berbeda suku, agama, pendidikan, jabatan atau status sosial. Kita boleh beda, karena perbedaan adalah sebuah kepastian. Keadaan ini harus disikapi untuk tidak saling mencela, menghindar dari sikap saling menyalahkan, tidak perlu berlaku kasar atas alasan apapun.

Jalma angkara mati murka.
Kemalangan terjadi karena anarkis diri sendiri.

Kita boleh berbeda kasta, berbeda umur, dan beda yang lainnya. Tapi hidup juga butuh menyelerasakan kawruh atau pengertian di antara kita. Hidup yang lebih bijak dan menerima kenyataan sambil ikhtiar yang baik.

Jalma angkara mati murka.
Kemalangan terjadi karena anarkis diri sendiri.
Mungkin hari ini, kita harus sadar agar tak lagi memberi ruang pada kemarahan, pada kebencian. Gak boleh ada lagi anarkis pada diri sendiri karena itu menyebabkan kemalangan orang lain. Apapun yang terjadi, apapun yang kamu rasakan ketahuilah “kemarahan adalah hal yang tak bisa memberikan maslahat, kesedihan pun menjadi hal yang tak bisa dikatakan, luka menjadi hal yang tak bisa dilihat”.

Jalma angkara mati murka.
Kemalangan terjadi karena anarkis diri sendiri.
Sekali lagi, hari ini kita lebih butuh banyak lagi. Tentang jiwa untuk saling memaafkan kesalahan dari orang lain. Tentang jiwa untuk berlomba dalam kebaikan. Tentang jiwa untuk terhindar dari kemarahan atau kebencian. Pada apapun, pada siapapun.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun