Mohon tunggu...
Syarif Yunus
Syarif Yunus Mohon Tunggu... Konsultan - Dosen - Penulis - Pegiat Literasi - Konsultan

Dosen Universitas Indraprasta PGRI (Unindra) - Direktur Eksekutif Asosiasi DPLK - Edukator Dana Pensiun - mantan wartawan - Pendiri TBM Lentera Pustaka Bogor - Kandidat Dr. Manajemen Pendidikan Pascasarjana Unpak - Ketua IKA BINDO FBS Univ. Negeri Jakarta (2009 s.d sekarang)), Pengurus IKA UNJ (2017-sekarang). Penulis dan Editor dari 49 buku dan buku JURNALISTIK TERAPAN, Kompetensi Menulis Kreatif, Antologi Cerpen Surti Bukan Perempuan Metropolis. Penasihat Forum TBM Kab. Bogor, Education Specialist GEMA DIDAKTIKA. Salam DAHSYAT nan ciamikk !!

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Pertempuran Kaum Militan di Medsos, Jangan Kasih Kendor

21 Agustus 2018   14:51 Diperbarui: 21 Agustus 2018   15:36 433
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

JANGAN KASIH KENDOR, JEBRET. Pertempuran verbal kaum militan kian marak.

Jangan kasih kendor, itu bisa diartikan "bikin tegang terus". Kayak semangat laskar Indonesia membungkam Hongkong 3-1. Gak dikasih kendor, gempur terus biar menang. Jadi, jangan kasih kendor itu sikap dan jiwa MILITAN.

Jangan kasih kendor. Begitu kata, orang-orang militan. Mereka yang bersemangat tinggi; penuh gairah; berhaluan keras. Dalam membela maupun menjatuhkan. Apalagi di media sosial. Sangat berlimpah kaum militan. Apapun event-nya, apapun aksinya. Siap untuk dihujat, siap untuk dipuji. Jangan kasih kendot, jebret.

Kenapa gak dikasih kendor, kenapa militan?

Militan karena TIDAK SUKA. Namanya gak suka, ya apapun yang diperbuat musuhnya pasti dilihat dari sisi yang negatif. Asal musuhnya, pasti salah. Gak penting manfaat, gak penting nama baik bangsa. Asal udah gak suka, apapun perbuatan musuh. Sudah pasti gak ada yang benar. Dasarnya sederhana, tidak suka. Orang yang tidak suka kan sedang memperjuangkan mimpi-mimpi mereka agar menjadi nyata. Jangan kasih kendor, jebret.

Ada lagi yang militan karena SUKA. Kayak orang lagi pacaran, kalo udah suka gak boleh diganggu, gak boleh dilarang. Namanya orang suka, apapun yang dilakukan idolanya semuanya pasti keren, pasti benar. Gak ada yang salah. Apalagi kalo idola-nya dihujat, dibenci. 

Orang-orang yang suka pasti akan bela habis-habisan. Idolanya gak boleh salah, gitu kata orang suka. Dasarnya sederhana, orang-orang suka udah terlalu cinta, terlalu merasa idolanya sudah bekerja lebih baik dari yang sebelumnya. Jangan kasih kendor, jebret.

Militan itu sikap. Tinggal landasannya aja, tidak suka atau suka. Karena orang militan, selalu memandang setiap aktivitas adalah "arena" pertempuran verbal yang agresif. Persis seperti yang terjadi di media sosial.

Cuma sayang, harusnya kalo mau militan itu ya membahas kehebatan dan keunggulan idola-nya masing-masing. Gak usah ngintipin lawan atau musuh. Bakal capek sendiri. Ungkap dan nyatakan yang hebat dari yang kita idolanya. Jangan benci dan hujat orang lain. Itu baru orang MILITAN yang ELEGAN.

Seperti hal-nya saya. Pun militan buat Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Lentera Pustaka. Apapun saya lakukan buat TBM Lentera Pustaka yang saya dirikan dan kelola. Alasannya sederhana, demi tegaknya tradisi baca dan budaya baca di kalangan anak-anak usia sekolah di Desa Sukaluyu Kaki Gn. Salak Bogor. Kenapa begitu? Sederhana, agar angka putus sekolah SD yang 81% dan SMP 9% bisa di stop. 

Anak-anak harus sekolah, minimal sampai SMA apapun alasannya. Dan untuk itu, saya mengubahnya dengan cara membaca. Anak-anak yang membaca maka mereka akan tambah pengetahuan, tambah ilmu. Hanya anak yang membaca yang "militan" alias ngotot mau sekolah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun