Masyarakat Indonesia bisa jadi masih asing dengan peringatan Hari Pelanggan Nasional. Padahal masyarakatlah yang menjadi objek dari peringatan.
Masyarakatlah yang dijadikan raja. Ingat slogan "pembeli adalah raja?" Barangkali demikianlah pemahaman mengapa ada peringatan Hari Pelanggan Nasional (Harpelnas).
Untuk diketahui, sebelum ada Harpelnas, pemerintah telah menetapkan Hari Konsumen Nasional yang jatuh pada setiap tanggal 20 April, sesuai Surat Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2012 yang ditetapkan di Jakarta pada 24 April 2012 Oleh Presiden RI ke-6.
Kendati tidak pernah ada Surat Keputusan Presiden, dilansir dari berbagai sumber, ternyata Harpelnas, diresmikan kehadirannya oleh Presiden RI ke-5.
Apa perbedaan Hari Konsumen dan Hari Pelanggan Nasional? Mengapa Hari Konsumen yang resmi ada Surat Keputusan Presiden malah kalah dalam segi peringatannya oleh Hari Pelanggan Nasional? Meski kedua hari peringatan tersebut, sejatinya juga masih kurang dikenal oleh masyarakat.
Bagaimana sejarahnya hinga Hari Pelanggan Nasional atau Harpelnas yang ditetap setiap tanggal 4 September lahir?Â
Ternyata, Harpelnas, pertama kali dicetuskan oleh Handi Irawan pada tahun 2003.
Handi merupakan seorang pengusaha Indonesia, yang memulai karirnya di dunia pakar pemasaran pada Frontier Consulting Group, sebuah perusahaan riset dan konsultasi marketing yang dirintisnya sejak tahun 1997.
Ia juga dikenal sebagai content & knowledge based speaker terbaik di Indonesia serta pemrakarsa dari berbagai penghargaan popular di Indonesia seperti; Top Brand Award, IMAC (Indonesia's Most Admired Companies), ICSA (Indonesian Customer Satisfaction Award), dan Marketing Award.Â
Selain itu, ia juga dikenal sebagai penulis buku-buku strategi pemasaran yang sangat popular.
Saat Hendi mencetuskan pertama kali, banyak pihak yang langsung mendukung ide ini. Harpelnas sendiri bertujuan untuk menjadi momen dalam memompa semangat perusahaan dan memuaskan pelanggan.