Mohon tunggu...
Sulistyawan Dibyo Suwarno
Sulistyawan Dibyo Suwarno Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

citizen jurnalis yang berkantor di rumah

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Hijab, Humor Dakwah ala Hanung Bramantyo

16 Januari 2015   23:57 Diperbarui: 17 Juni 2015   12:59 176
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1421401851220271773


Hijab, sekarang ini tengah menjadi tren dikalangan  muslimah  memantik gagasan sutradara Hanung Bramantyo untuk menampilkannya dalam film terbaru-nya-- " Hijab".  Film dakwah yang dikemas secara komedi ini ternyata diterima dengan baik oleh pecinta film Indonesia, khususnya para hijaber. Apalagi film ini dibintangi oleh aktris-aktris berbakat : Zaskia Adya Mecca , Carissa Putri, Tika Bravani dan Natasha Rizky . Selain itu, Hanung juga menggandeng sejumlah aktor  seperti Nino Fernandez, Mike Lucock, Ananda Omesh, dan Dion Wiyoko . Tak hanya itu,  segudang aktris dan aktor beken di dhapuk sebagai cameo untuk  mengisi sejumlah adegan film ini, mulai dari Meriam Bellina, Mathias Muchus, Sophia latjuba, Slamet Raharjo, Marini Sardi, hingga Jajang C. Noer. Bahkan D'jah Yellow yang fenomenal itupun tampil  di film ini.
Sebagai film dakwah, film ini terkesan sangat ringan dan jauh dari kesan menggurui. Meskipun di awal pembuka adegan ke-4 bintangnya terlihat kurang natural dalam berakting. Obrolan, cara tertawa  maupun sikap mereka di depan kamera terlihat artificial. Tapi..seiring berjalannya cerita, akting para bintangnya mulai terlihat wajar dan cair. Over all, film ini sangat menghibur karena ditunjang dengan skenario yang bagus dan editing kamera yang indah.
Barangkali, sejumlah kecaman yang diterima Hanung dari para ulama dan kyai pada saat menyutradai beberapa film dakwah yang lalu,  membuat Hanung mulai berpikir untuk mencari sudut pandang lain dalam menyampaikan misi dakwahnya. Dan melalui  kemasan Humor, Hanung merasa tepat menyampaian pencerahan ummat tanpa membuat sejumlah pihak tersinggung. Sebab, konon nasehat yang disampaikan melalui humor, lebih gampang diterima daripada disampaikan secara keras.
Menurut Hanung  niat utama penggarapan film ini dimaksudkan sebagai tontonan. Tapi sebagai sebuah tontonan tetap harus memuat unsur-unsur  tuntunan. " Niatnya itu jadi tontonan dulu, Baru kemudian jadi tuntunan. Jadi kemasannya sebagai hiburan. Sebab, tujuan film ini bukan menggurui, tetapi bisa menjadi cermin bagi masyarakat. Termasuk saya. " ujar Hanung  usai pemutaran Perdana Hijab di Jogja, Kamis (15/1) lalu.
Bioskop di Jogja mendapat giliran perdana untuk pemutaran film Hijab, karena bagi Hanung Jogja adalah kampung halamannya.  Dan sambutan yang cukup tinggi datang dari para hijabber. Komunitas hijaber yang terdiri dari para mahasiswa, kumpulan pengajian ibu rumah tangga maupun pelajar  memborong puluhan tiket dan berbondong-bondong menyesaki bangku bioskop.
" Rumah saya kan Jogja, jadi ya tentu saja ya saya bawa pulang ke rumah dulu. Jadi kalau dinilai jelek, nggak usah dibawa ketempat lain. Cukup temen-teman dan tetangga rumah saja yang tahu. " ujar Hanung seraya tergelak.
Meski untuk tayang perdana ini " Hijab" termasuk sukses menarik minat penonton, namun Hanung belum berpikir untuk membuat sekual lanjutan maupun menayangkannya  di televisi dalam bentuk sinetron. " Kita masih akan evaluasi dulu setelah film ini habis masa tayangnya di bioskop. " tandas Hanung. (*)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun