Mohon tunggu...
Sulaiman Addaroni
Sulaiman Addaroni Mohon Tunggu... Mahasiswa -

MAHASISWA

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Sang Maulana; Pelopor Islam Hubbul Wathaniyah di Pulau Lombok

7 Agustus 2017   15:39 Diperbarui: 7 Agustus 2017   16:10 1048
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ulama Kharismatik (Sumber Gambar: Nahdlatul Wathan Jakarta Blogger)

Tuan Guru Kyai Haji (TGKH) Muhammad Zainuddin Abdul Majid dilahirkan di Kampung Bermi Pancor Lombok Timur pada tanggal 17 Rabi'ul Awal 1315 H. Dan ditempat yang sama beliau wafat pada tanggal 18 Jumadil Akhir 1418 H. Beliau merupakan sosok ulama kharismatik yang sangat disegani oleh masysrakat lombok. Satu dari sekian banyak ulama yang ada di pulau ini ikut andil (berpartisipasi) dalam melawan penjajahan belanda. Semasa mudanya beliau nyantri/belajar agama disebuah sekolah ternama di timur tengah tepatnya di Makkah al-Mukarromah. Beliau juga menjadi pelajar yang sangat cerdas sehingga banyak pujian dari guru-gurunya dan bahkan pujian itu datang dari teman sekelasnya sendiri.

Maulana Syekh sapaan akrab yang diberikan masyarakat kepadanya, gelar tertinggi bagi seorang kyai yang ahli dibidang agama merupakan putra lombok yang memperjuangkan daerahnya, namun beliau belum sempat mendapatkan gelar kepahlawan yang semestinya.

Sekian lama menimba ilmu agama di kota suci Makkah, dan telah mendapatkan banyak pengalaman hidup di negeri padang pasir ini. Hal ini menjadi bekal utama untuk mengajarkan ilmunya dimasyarakat. Meski dengan bekal yang cukup untuk mengajar, tapi masyarakat lombok kala itu masih dibilang awam tentang pemahaman agama. Dengan adanya adat istiadat yang begitu kental dimasyarakat akan sulit untuk menerima islam pada waktu itu.

Kultur budaya yang sudah menyatu dimasyarakat membutuhkan sosok Kyai yang kreatif dan inovatif dalam mengajarkan pemahaman agama. Tidak hanya berbekal pemahaman agama yang harus dimiliki, namun harus ada keahlian khusus untuk mendekati dan mengajak para jamaah agar lebih seneng dan cinta terhadap agama islam.

Metode dan Kifrah Dakwah Maulana

Pada awal dakwahnya, Maulana melakukan pendekatan secara personildengan melalui adanya kegiatan halaqoh bagi siapa saja yang ingin mempelajari dan mendalami ilmu agama secara khusus. Menurut Maulana metode halaqoh ini sangat efektif dalam berdakwah bagi para pemula yang ingin belajar agama. Kedekataan pribadi antara guru dan murid semakin erat, karena banyaknya permasalahan agama yang belum dipahami.

Seorang guru butuh ketelatenan dalam mengajarkan ilmunya, tidak langsung membasmi secara langsung adat yang berlaku pada waktu itu, melainkan masuk dalam adat itu dengan memahami penyimpangan adat dalam ajaran islam. Setidaknya Maulana telah melakukan hal yang seperti itu, sehingga berbaurnya akan menjadi kedekatan psikologis yang luar biasa.

Awalanya halaqoh kecil yang dibuat oleh Maulana ini mendapat apresiasi bagi masyarakat lombok khusunya mereka yang ingin belajar agama meski ada yang kontra terhadap ajarannya. Hal yang sangat wajar terjadi dalam memperjuangkan kebaikan lebih-lebih dalam berdakwah ini. Namun Maulana sangat tidak membenci orang yang membenci ajarannya, akan tetapi sebaliknya Maulana merangkul mereka secara perlahan-lahan. Inilah model dakwah yang Rasul ajarkan kepada umatnya.

Dengan telaten, sabar dalam menyampaikan ajaran agama islam, semakin dekat dengan masyarakat yang beradat/berbudaya kental, dengan model dakwah yang begitu rahamah, maka masyarakat lombok khusunya di kampung Maulana sendiri telah terpikat dengan ajaran islam. Dengan demikian, Maulana memperbesar gaung ajaran agama islam melalui pengajian umum di langgar-langgar kecil, dan bahkan di setiap penjuru masjid di pulau lombok ini.

Adanya gaung dakwah yang semkain besar ini, menandakan bahwa ajaran islam telah diterima oleh masyarakat lombok. Masyarakt lombok menganggap ajaran islam yang dibawa oleh Maulana sangat indah dan damai, tidak mengajarkan perselisihan melainkan perdaiman sesama manusia, saling mencintai, menghargai, menghormati antar sesama dan rukun dengan orang yang berbeda pandangan agama telah ditnamankan oleh Maulana pada masyarakat lombok. Sehingga kedekatan antar semua element sangat baik membuat siar islam begitu cepat.

Seiring berjalannya waktu, Maulana tidak hanya dekat kepada masyarakat yang lebih tua dengannya, namun Maulana melakukan pendekatan kepada para pemuda-pemuda (bajang-bajang) lombok yang telah belajar agama darinya. Hal ini telah nampak ketika Maulana mendirikan sebuah perkumpulan di tahun 1934 yang disebut dengan Pesantren al-Mujahidin.Ini merupakan salah satu wadah pertama kali yang Maulana dirikan, dengan mengumpulkan pemuda sasak yang mau belajar agama islam. Peregerakan melalui pemuda akan lebih cepat, karena pemuda sasak akan dibekali ilmu agama islam oleh Maulana sendiri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun