Mohon tunggu...
sri nuraini
sri nuraini Mohon Tunggu... Hoteliers - swasta

seorang yang gemar snorkeling

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Membangun Solidaritas Melalui Semangat Berkurban

28 Agustus 2017   06:26 Diperbarui: 28 Agustus 2017   07:28 1928
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Solidaritas Berkurban - http://mi-selawe-taji.blogspot.co.id

Sebentar lagi, seluruh umat muslim di dunia akan merayakan hari raya kurban atau Idul Adha. Kurban merupakan ritual keagamaan, yang diwujudkan dengan cara menyembelih hewan ternak yang telah memenuhi syarat, untuk kemudian dibagikan kepada masyarakat sekitar. Berkurban tidak hanya meningkatkan iman dan ketakwaan kepada Allah SWT, tapi juga meningkatkan solidaritas dalam kehidupan bermasyarakat. Dalam sederhana, berkurban memupuk kita untuk saling berbagai dan tolong menolong antar sesama manusia.

Berkurban merupakan upaya untuk menebar kebaikan, untuk saling membantu orang yang tidak mampu. Hal menunjukkan, melalui berkurban kita  bisa membangun kepedulian sosial dalam masyarakat. Seperti kita tahu, ketimpangan masih terjadi didalam masyarakat kita. Ada yang kaya dan miskin. Mereka semua berkumpul menjadi satu. Ketimpangan sosial ini pun tak jarang melahirkan diskriminasi di tengah masyarakat. Dan melalui hari raya kurban inilah, berbagai ketimpangan dan ketidakadilan sosial berusaha untuk diminimalisir.

Sebagai seorang muslim yang taat, berkurban menuntut untuk saling berbagi. Membagi harta yang kita punya, dalam bentuk penyembelihan hewan kurban. Dengan adanya tradisi membagikan daging, hal ini menunjukkan solidaritas baru ditengah masyarakat kita. Yang kaya menolng yang maskin. Yang mampu menolong yang kurang mampu. Melalui solidaritas ini, juga mampu memupuk rasa gotong royong, dan memupuk persatuan dan kesatuan.

Seperti kita tahu, negeri kita saat ini terus menghadapi berbagai ancaman. Khususnya ancaman bagi penyebaran paham radikalisme, intoleransi dan terorisme. Paham tersebut telah membuat keberagaman di negeri ini berantakan. Paham kekerasan yang mengatasnamakan agama itu, juga seringkali membuat karakter bangsa ini hilang. Sikap toleransi digantikan rasa menang sendiri, sifat saling menyayangi diganti dengan sifat saling membenci, dan jihad dengan cara damai diganti dengan jihad dengan cara meledakkan diri. Hal-hal semacam diatas harus dilawan dengan ideologi perdamaian. Tidak bisa masyarakat yang toleran, dibiaran menjadi masyarakat yang udah marah dan mudah melakukan aktifitas yang menyesatkan.

Mari kita manfaatkan momentum semangat berkurban ini, untuk memupuk solidaritas bangsa. Ingat, kemenangan para pendahulu merebut kemerdekaan berakta solidaritas yang kuat. Kemenangan hamahasiswa berhasil menumbangkan rezim orde baru, juga berkat solidaritas yang kuat. Begitu juga dengan kita yang saat ini hidup di era millennium, maka kita pun juga harus bersolidaritas dalam mengisi kemerdekaan ini. Bagaimana caranya? Membekali diri dengan ilmu pengetahuan, pemahaman agama yang benar, dan kearifan lokal serta wawasan nusantara. Perpaduan semuanya itu, akan melahirkan generasi yang religius tapi tetap toleran, menjaga kerukunan dan menjaga NKRI.

Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun