Mohon tunggu...
Lia NS
Lia NS Mohon Tunggu... -

UNCONDITIONAL LOVE

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Ishak dan Ismael (Another Angle for World PEACE)

7 September 2013   09:06 Diperbarui: 24 Juni 2015   08:14 541
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Melihat perseteruan yang terjadi diantara sesama keturunan Nabi Ibrahim/Abraham yang sampai saat ini tidak kunjung padam, sangatlah disayangkan sekali...

Konflik antara bangsa Arab yang sekarang coba direpresentasikan secara "rohani" oleh umat Islam diseluruh dunia (keturunan Ismael anak dari gundik Ibrahim yang bernama Hagar) berhadapan dengan bangsa Israel/Yahudi (keturunan Ishak anak dari istri Ibrahim yang bernama Sara) yang memang sebagai anak perjanjian yang Tuhan pernah sampaikan kepada Abraham hingga saat ini memang sepertinya semakin diperbesar dan dilebih-lebihkan isunya seolah-olah memang Yahudi dan Israel harus dimusnahkan dari muka bumi ini seperti yang pernah disampaikan Ahmadinejad dari Iran ("hapus Israel dari peta dunia!"). Bahkan kalau saya perhatikan di Indonesia, khususnya umat Islam yang seperti FPI dan sejenisnya maka isu ini sangatlah kental terlihat sebagai bahan bakar untuk memotivasi anggota untuk semakin semangat dalam melakukan setiap aktivitasnya. Kalau bahasa sederhananya : "pokoknya Israel dech yang salah dan harus kita salahkan!".

Saya mau katakan kepada kita semua umat Kompasianer kalau antara Ismael dan Ishak tidak ada konflik apapun. Sangatlah wajar di zaman dulu kalau Ibrahim dapat mempunyai anak dari wanita pelayan Istrinya. Bahkan memang jelas bahwa justru Sara lah yang menyerahkan Hagar untuk "dihampiri" oleh Abraham supaya Sara mendapatkan keturunan melaluinya. Saya akan stop sampai di sini, detailnya silahkan google di Genesis 16.

Yang mau saya sampaikan adalah, adalah cerita tentang datangnya Ismael ke acara pemakaman Abraham dan bersama-sama Ishak mereka menguburkan Abraham di gua Makhpela di sebelah timur Mamre. Abraham wafat di umurnya ke 175 tahun, dan Ismael yang waktu kecilnya sudah "terusir" oleh Abraham karena Sara Istrinya pergi meninggalkan keluarga Abraham, Sara dan Ishak sekitar berumur 14 tahun.

Kalau diikuti kisah ini dari awal maka Ismael sudah berumur sekitar 90 tahun ketika ikut bersama-sama Ishak menguburkan Ibrahim/Abraham. Jadi kalau dihitung ada jarak sekitar 70 an tahun sejak "peristiwa pengusiran" Hagar dan Ismael dari rumah Abraham dengan peristiwa perjumpaan kembali Ismael dan Ishak di acara pemakaman Abraham. Saya membayangkan saja bagaimana ternyata mereka sebagai saudara se Ayah ternyata dapat hidup saling menghargai walaupun terpisah oleh jarak dan waktu.

Perlu kita sadari kembali bahwa di zaman dulu tidak ada telepon, dan tidak mungkin Ismael dapat tiba-tiba saja datang karena kabar yang diberitakan Ishak karena Ismael tinggal di padang gurun Paran dan keturunan Ismael nantinya mendiami daerah Hawila sampai Syur di sebelah timur Mesir ke arah Asyur dan sudah tentu jauh dari tempat tinggal Ishak. Hal yang paling mungkin dan pasti adalah bahwa kedua bersaudara ini tetap memiliki tali silahturahim dan ikatan persaudaraan yang kuat sehingga mereka dapat mengetahui kondisi dari masing-masing mereka.

Saya membayangkan nich, barangkali dalam kunjungan terakhir Ismael menjenguk Ibrahim dan Ishak di rumahnya, beliau melihat bahwa sudah mendekat saat-saat kematian Ibrahim sehingga beliau tidak jadi pulang kampung dulu dan mendampingi Ibrahim hingga matinya dan seperti yang tercatat bahwa akhirnya mereka bersama-sama menguburkan dan membuat acara pemakaman terakhir kepada Ibrahim. Indahnya moment ini jika saya bayangkan dapat kita saksikan dalam sebuah film dokumenternya.

Jadi poin saya adalah bahwa Ishak menyadari bahwa bagaimanapun juga Ismael adalah saudaranya dan abang dari Ishak sendiri juga meskipun anak dari budak Bapak dan Mamanya Sara sehingga mereka ketika grow up dewasa menyadari tetaplah mereka bersaudara karena satu ayah yaitu Ibrahim/Abraham. Demikian juga Ismael, tetaplah membangun persahabatan dengan Ishak karena bagaimanapun Ayah mereka sama-sama Ibrahim.

(Seperti saya sampaikan di atas, andai saja ada catatan lebih lengkap tentang hubungan kedua saudara ini dan bisa kembali dibuatkan sebuah  film pastilah sangat menyentuh dan dapat membawa hujam penyejuk perdamaian bagi dunia yang sudah kering kerontang akibat konflik sesama keturunan Ibrahim ini)

Jadi, tolonglah sebarkan dan renungkan kisah mereka berdua (Ismael dan Ishak) dan sebarkan kepada sanak-saudara kita di rumah, di kantor, di lingkungan dan dimanapun juga sebagai kisah persaudaraan se Ayah yang sangat indah dimana mereka menguburkan Ayah mereka bersama-sama yaitu Ibrahim/Abraham dan semoga kita dapat hidup damai di bumi tercinta Indonesia.

Dan marilah kita mempelajari SEJARAH dengan baik dan jangan mau diperalat oleh propaganda yang justru membawa bangsa ini kepada kehancurannya akibat konflik SEMU yang tidak mendasar jika ditarik kepada sejarah awal mulanya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun