Mohon tunggu...
Suyono Darul
Suyono Darul Mohon Tunggu... Guru - Seorang Instruktur Kursus Komputer

Instruktur Kursus Komputer di LPK DARUL ILMI blog pribadi saya : http://suyonodarul.wordpress.com/

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Tuhan Tidak Sedang Bermain Dadu

14 April 2010   15:36 Diperbarui: 26 Juni 2015   16:47 1402
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

[caption id="attachment_118620" align="alignleft" width="150" caption="www.christusrex.org"][/caption]

Seorang Fisikawan bernama John Archibald dari Universitas Princeton menulis :

"Dibalik semua itu pasti ada gagasan yang begitu sederhana, Begitu indah, Begitu menyakinkan sehingga bila- Dalam satu dasawarsa, satu abad, Atau dalam seribu tahun Kita memahaminya, Kita semua akan saling berkata, Bagaimana mungkin bisa lain? Bagaimana mungkin kita telah begitu bodoh

Dalam waktu begitu lama"

Yang kalimat tersebut beliau katakan ketika menanggapi sebuah teori fisika yang dimunculkan oleh Fisikawan paling fenomenal abad 20 Sthephen Hawking terkenal dengan Teori Segala Hal-nya. Dimana dengan teori tersebut diharapkan, secara fisika manusia dapat memprediksi masa depan, tentunya dengan teori segala hal tersebut manusia kiranya dapat menghitung gerak atom-atom yang ada dalam setiap benda. Karena bila diperhatikan, menurut para fisikawan setiap benda itu terdiri dari kumpulan atom-atom yang saling bergerak dan ter-atur gerakanya, bila semua itu bergerak dan teratur tentunya juga akan dapat ter-ukur, dan bila ter-ukur pastilah benda tersebut dapat diperkirakan kapan gerakan terjadi, demikian teorinya.

Namun sampai saat ini, Teori Segala Hal tersebut tak juga terpecahkan, hanya menjadi manuskrip analisis fisika yang belum tersimpulkan. Dengan kata lain para fisikawan sebenarnya sepenuhnya belum menyadari bahwa sebagian besar atom-atom tersebut benar adalah benda, namun tetap saja atom-atom tersebut adalah mahluk Tuhan yang terdiri dari keMaha rumitan sebuah struktur alam yang tercipta, jadi para ilmuan hanya sering mampu membaca gejala-gejalanya saja. Seperti gejalan, misalnya gejala shunami, gejalan gempa bumi dan gunung meletus. Sedangkan kapan peristiwa tersebut terjadi itu yang tetap jadi misteri, Siapa sebenarnya yang menggerakkan atom itu,...ujar para Fisikawan.

Yang jelas misteri terjadinya alam semesta ini tetap akan menjadi kajian menarik bagi para ilmuan di masa depan, seperti istilah yang ada, ”ingin membuka kotak pandora”. Namun dengan itu apakah kita lantas men-cap bawa pengakuan tidak percayannya adanya Tuhan oleh para Fisikawan tersebut membuat kita mengarakan bahwa para Ilmuan tersebut tidak percaya atas kebenaran Tuhan. Mungkin disini saya berbeda pendapat, menurut saya para ilmuan tersebut sangat percaya dengan adanya Tuhan, -tentunya dengan segala penelitian yang mereka lakukan, namun karena landasan hukum fisik itulah yang membatasi ruang lingkup pembahasan mereka tentang bukti rill keberadaan Tuhan, mereka terikat oleh logika berpikir yang mereka yakini, karena bila mereka terlepas dari logika berpikir tersebut maka mereka tidak lagi dikatakan fisikawan. Namun dari beberapa literatur saya membaca bahwa, para fisikawan itu secara batin seringkali mengutarakan secara tidak langsung bahwa mereka percaya dengan adanya Tuhan. Seperti kata-kata hikmah Einstein yang diukir di dinding aula Princeton University” God is Subtle, But He is not malicious”. Sebuah perkataan yang menurut saya sangat dalam nilai religiusitasnya. Dinana seorang Einstein yang seumur hidupnya mengaku tidak percaya pada Tuhan mengucapkan kalimat yang dalam tentang keberadaan Tuhan.

Jadi bila kitatarik pada kehidupan nyata keseharian kita, kita seringkali tak menyadari bahwa, sulitnya, susahnya, sengsaranya dan hancurnya kehidupan ini, itu semua karena kita terlalu banyak menentang aturan-aturan Tuhan yang telah merupakan ukuran-ukuran wajar dan terukur yang telah ditetapkan. Dan sejauh ini kita masih sangat PD dan berani menyatakan menentang aturan Tuhan. Secara tehnis itu tidak bermasalah dan berefek langsung, namun pasti terjadi ....menurut saya ”Titik Impas” untuk sebuah keseimbangan alam, bahwa untuk sebuah kejahatan pasti diselesaikan dengan sebuah kemenangan kebaikan. Karena Tuhan tidak bermain dadu dalam menetukan nasib manusia.

http://suyonodarul.wordpress.com

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun