Saat acara Fashion Show, temanku mengajak untuk datang ke Purwakarta. Tepatnya di Taman Pangsanggrahan Pajajaran. Karena memang di sana tempat acara berlangsung.
Kebetulan saya datang ke lokasi sebelum acara dimulai, maka saya sempatkan untuk melihat-lihat bagunan yang berbasiskan kearifan lokal disana.
Pandangan saya tepana pada sebuah leuit besar yang berada disana. Dalam beberapa saat fokus saya tidak bisa lepas dari leuit (tempat Penyimpanan Padi) tersebut.
Leuit tersebut berdiri kokoh diantara lima tiang Pondasi. Empat tiang di Pinggir satu tiang di tengah.
Kepalaku bertanya-tanya, kenapa tidak empat tiang atau dua tiang, bahkan tanpa tiang saja, kenapa harus lima tiang yang menyangganya?
Dalam kepalaku seakan menjawab dengan sendirinya pertanya-pertanyaan Tersebut. Tanpa ragu lagi, saya sangat yakin kalau 'Jawa Barat memang sangat Pancasilais,'
Kenapa bisa, lima tiang tersebut adalah lima sila yang terkandung dalam butir PANCASILA. Pengeanalan Pancasilanya bukan hanya sekedar kata dan teks. Tapi dalam nilai-nilai kehidupan.
Dedi Mulyadi bukan hanya seorang Bupati saja. Â Melainkan memang seorang Ideolog sejati. Baginya Pancasila Bukan hanya sebatas gagasan, tapi sebuah kebijakan yang di tuangkan.
Sila ketiga dalam Pancasila tepat berada di tengah, isinya adalah 'Persatuan Indonesia' atau tentang Persatuan.
Ketika kita berbicara tentang Sebuah Persatuan, Negeri ini Begitu luas. Keragaman, kemajemukan, merupakan Jati diri Bangsa ini.
Tetapi Persatuan tersebut kembali di pertanyakan, padahal seharusnya jangan lagi mempertanyakan tentang sebuah persatuan di negeri ini. Karena persatuan tersebut telah final.