Mohon tunggu...
Situr  Wijaya
Situr Wijaya Mohon Tunggu... Wiraswasta - Profesional Muda
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Beraking News dan Hiburanâś…

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Puluhan Tahun Warga Kangando Donggala Tak Nikmati Listrik

7 September 2016   08:33 Diperbarui: 7 September 2016   09:08 95
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
BEGINILAH situasi perdesaan yang belum menikmati aliran listrik sejak kemerdekaan. Mirinya lokasi ini tidak begitu jauh dari pusat pemerintahan Donggala. Foto: Situr Wijaya

KEMERDEKAAN tidak dirasakan warga Dusun IV Kangando, Desa Tosale, Kecamatan Banawa, Selatan Kabupaten Donggala, Sulawesi Tengah. Pasalnya mereka belum menikmati aliran listrik puluhan tahun. 

SELASA sore (6/9/2016), saya mengunjungi dusun itu yang belum bisa dikatakan merdeka. Saya berjalan menggunakan sepeda motor melintasi Jalur Trans Sulawesi Donggala-Makasar. Tiba di Desa Tosale, saya pun lantas belok ke kiri sekira satu kilo meter lebih dari jalan Poros dan tiba di dusun yang dimaksud. Sore itu saya ber jalan pelan ketika masuk dusun.

NAMPAK siswi SMP sedang belajar menggunakan lampu minyak tanah tanpa penerangan listrik. Foto: Situr Wijaya
NAMPAK siswi SMP sedang belajar menggunakan lampu minyak tanah tanpa penerangan listrik. Foto: Situr Wijaya
Tak seperti hidup diperkotaan yang ramai akan suara bisingnya kendaraan, di dusun ini sunyi sepi. Waktu sudah menunjukan pukul 17.30 Wita, hari mulai gelap. Satu persatu warga menyalakan lampu minyak tanah.

“Pak masuk ke dalam rumah, lihat kondisi kami di desa. Beginilah situasinya tidak ada listrik. Kayak jaman dulu,” ucap salah satu warga, Kasmudin (38).

Lantas saya masuk ke rumah gubug berdinding bambu itu. “Terasa hidup di jaman lampau pak,” tamabh Kasmudin.

Kasmudin tinggal bersama istri dan anaknya. “Kita ke rumah depan lagi pak lihat di sana juga ada anak-anak SD belajar pakai lampu minyak tanah,” ucapnya lagi.

Saya pun beranjak kembali ke rumah lain yang tidak jauh dari ruma Kasmudin. Hal yang sama pun terlihat di rumah itu.

Ada sekitar 7 rumah warga yang saya masuki, semuanya belajar, beraktifitas, mengaji dan lainnya menggunakan lampu terbuat dari minyak tanah. Sungguh miris.

Padahal lokasi ini tidak begitu jauh dari pusat pemerintahan, Kabupaten Donggala, hanya melewati satu kecamatan, yaitu Banawa Tengah. Sekitar 10 hingga 15 kilo meter dari pusat pemerintahan Donggala.

“Kita ini sudah 71 tahu merdeka tapi di sini belum merdeka. Karena ya begini tidak ada listrik yang masuk dari dulu. Bapak lihat sendiri dari sana (Trans Sulawesi),” tambah salah satu warga, Asle (47).

Lanjut dia mengatakan ada sekitar 300an Kepala Keluarga (KK) di Dusun IV Kangando, Desa Tosale tersebut. “Kita Cuma dijanji-janji saja sama pemerintah, tapi gak ada bukti,” keluhnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun